Review: Baba Yaga: Terror of the Dark Forest (2020)

 

Baba Yaga: Terror of the Dark Forest menceritakan tentang Egor (Oleg Chugunov) yang hidup dengan sang Ayah dan Ibu tirinya sepeninggal sang ibu tercinta. Namun hidup Egor menjadi penuh dengan terror dan misteri saat seorang pengasuh bayi, Tatyana (Svetlana Ustinova), dipekerjakan untuk mengasuh adik Egor yang masih bayi. Tak hanya itu, satu persatu anak-anak di tempat tinggal Egor pun mulai menghilang. Egor bersama Dasha (Glafira Golubeva) dan juga ditemani oleh musuh Egor, Anton (Artyom Zhigulin), yang ikut menyelidiki misteri menghilangnya anak-anak di tempat tinggal mereka. Ternyata, penyebab menghilangnya anak-anak adalah ulah Baba Yaga. Namun setelah diselidiki, Tatyana-lah sang Baba Yaga tersebut.

Kali ini saya kembali lagi menonton film horror asal Rusia yang juga merupakan garapan dari sang sutradara Svyatoslav Podgaevskiy, yang juga film sebelumnya sudah saya ulas – The Bride (2017) dan The Mermaid: Lake of the Dead (2018). Saat menonton film ini, jujur saya tidak tau bahwa film ini merupakan garapan dari Podgaevskiy, karna saya tidak membaca informasi apapun selain synopsis saat hendak menonton film ini. Namun saat film ini mulai berjalan, saya merasakan sesuatu yang familiar dengan film ini dan berusaha menebak apakah ini merupakan karya dari sutradara yang sama dengan film The Bride dan Mermaid:The lake of dead, dan tebakan saya betul.

Baba Yaga memiliki alur yang cukup unik, membawa sebuah folklore dari Negara tersebut dan tentunya Baba Yaga merupakan makhluk supranatural yang senang menculik anak-anak. Folklore tersebut didaptasi dalam dunia modern yang tentunya bagi saya cukup unik, karna saya penasaran dengan bagaimana penggambaran dari terror Baba Yaga tersebut di dunia Modern. Kita juga akan mengikuti Egor dan kawan-kawannya yang mencoba menyelamatkan anak-anak yang diculik dan juga menghentikan terror dari Baba Yaga. Mereka tidak hanya memiliki konflik dengan hal supranatural, namun dengan orang dewasa di sekitar mereka pula. Egor yang memiliki masalah dengan sang Ayah perihal Ibu Tirinya, Dasha yang memiliki sosok Ibu yang sangat ketat terhadap peraturan, dan Anton yang nampak tidak memiliki sosok Ibu dan Ayah terpaksa harus bekerja di sebuah minimarket.

Konflik-konflik seputar tokoh anak-anak yang dihadirkan dalam film ini pun cukup bisa membuat para penonton untuk memahami mengani tokoh yang hendak kita ikuti petualangannya hingga akhir film. Saya sendiri cukup senang karakter dalam film ini tidaklah dua dimensi, mereka mempunyai permasalahan dan konflik personal, bukan hanya dengan Baba Yaga yang mengancam nyawa mereka. Saat orang-orang dewasa mulai tidak mempercayai perkataan merekapun hal tersebut menambah permasalahan dan tensi dalam cerita, tentunya hal bagus dalam segi naratif. Tak hanya itu, konsekuensi dari anak yang hilang dan kemudian menjadi terlupakan juga menjadi ketegangan dalam film ini, karna Egor dan kawan-kawannya dikejar waktu untuk menghentikan Baba Yaga tersebut. Konflik yang hadir dalam film ini pun semakin lama semakin bertambah rumit, dan tentunya saya cukup salut dengan Podgaevskiy yang nampaknya semakin baik dalam segi penceritaan.

Selain alur yang cukup unik dan menegangkan, Podgaevskiy tak lupaa untuk memberikan senjata utama dalam karyanya, yaitu sinematografi yang indah. Film The Bride dan The Mermaid memanglah memiliki sinematografi yang cukup indah, namun pada film ini Podgaevskiy menyuguhkan yang lebih indah namun tentunya dengan unsur kelam nan penuh misteri. Podgaevskiy tak hanya memuaskan mata para penonton dengan visualnya yang memukau, pergerakan kamera yang lebih baik dari sebelumnya pun menambah terror dari film ini. Podgaevskiy mulai bermain dengan kameranya untuk menambah ketegangan demi ketegangan di setiap scene nya. Dengan unsure dark fantasy yang kental, sang sutradara pun tidak lupa untuk memberikan unsur horror dalam film ini, meski bagi saya unsur horror dalam film ini tidaklah sekental dan seseram film sebelumnya. Podgaevskiy nampak ingin sekali menonjolkan unsur fantasi sehingga melupakan aspek horror yang seharusnya ikut dibangun juga, terlihat dari beberapa shots yang ‘mewah’.

Akting dari tiga tokoh utama dalam film ini pun terbilang bagus, mereka mampu menampilkan rasa takut yang hadir dalam setiap karakternya. Untuk akting dari pemeran figurannya, seperti teman Anton dan Ibu Tiri Egor tidak begitu bagus dan terlihat sedikit kaku disetiap interaksinya. Sebaliknya, akting dari Ibu Dasha yang menggambarkan sosok yang strict dan penuh aturan sangatlah bagus, digambarkan dengan sosok wanita dingin yang tak banyak bicara, sehingga saat saya pertama kali melihatnya langsung berasumsi bahwa dialah tokoh jahatnya.  

Saya merasa bahwa film ini merupakan film yang lebih baik dibandingkan karya Podgaevskiy sebelumnya yang saya tonton. Namun film ini masih jauh dari kata sempurna. Saya akui ada sebuahh peningkatan dalam segi naratif dan visualnya, namun Podgaevskiy masih kebingungan untuk menata cerita dalam film ini. Alur dalam film ini memiliki pace yang sangatlah cepat meski film ini memiliki durasi ang hampir dua jam! Masih sangat terlihat teburu-buru dalam membeberkan misteri demi misteri yang hadir. Konflik demi konflinya pun di tata dengan sangat cepat, sehingga saya sendiri kesulitan untuk mencerna dengan baik konflik demi konflik yang disajikan. Terlebih lagi legenda Baba Yaga yang seharusnya menjadi hal yang menonjol dalam film ini menjadi lenyap seketika. Saya tau Tatyana lah sang Baba Yaga, namun Podgaevskiy tidak memberitahu kita mengapa Tatyana menjadi seorang Baba Yaga, terlebih lagi dia dahulunya adalah wanita baik-baik yang juga memiliki anak yang juga diculik Baba Yaga! Dan masih banyak lagi plothole yang ada dalam film ini, beberapa karakter tambahan pun membuat alurnya semakin membingungkan.

Jumpscare yang hadir dalam film ini cukup efektif, meski saya sendiri bisa menebak beberapa dari Jumpscare. Sosok Baba Yaga yang hadir di film ini sayangnya tidak begitu menyeramkan, dan saya malah berfikir bahwa sosok Baba Yaga yang seharusnya menjadi ancaman utama malah terlihat cantik. Meski saya akui riasan yang dipakai pada Ustinova sangatlah indah. Podgaevskiy dalam film ini nampa lebih rapih menata beberapa scene menyeramkan dan Jumpscarenya, meski aura menyeramkan dalam film ini tidak sekuat dua film sebelumnya. Namun pada akhirnya Podgaevskiy mampu membuktikan bahwa ia memiliki penigkatan pada karyanya meski masih jauh dari kata sempurna. Podgaevskiy masih memiliki kelemahan besar pada alur dan penceritaan dalam film karyanya, terlihat dari film ini yang memiliki durasi hampir dua jam namun masih berantakan dalam menata penceritaan dan konflik demi konfliknya. Pace nya yang cukup cepat pun tidak membantu alur yang berantakan itu. Podgaevskiy seharusnya bisa menggali lebih dalam megenai cerita dan Baba Yaga dalam film ini.

Rating

  40%


Komentar