Review: Doctor Strange In The Multiverse of Madness (2022) - Film Marvel Nuansa Horror 80'an


(TULISAN INI AKAN MENGANDUNG SPOILER)

Memasuki fase ke 4, MCU berusaha untuk menyuguhkan berbagai sajian yang baru bagi para penggemarnya. Dari series sampai ke filmnya, membuahkan perbincangan di internet dan banyak fans yang sangat antusias menunggu munculnya film ataupun series terbaru dari Marvel. Multiverse bukanlah hal asing bagi para fans, malahan menjadi topik yang sangat sering dibicarakan oleh para fans. Dengan WandaVision, Loki dan Spiderman No Way Home, para fans sudah sedikit demi sedikit disuguhkan kehadiran multiverse ini. Kali ini Doctor Strange In The Multiverse of Madness ikut hadir untuk menggebrak dengan nuansa baru, yaitu horror.

Sinopsis

Doctor Strange In The Multiverse of Madness menceritakan mengenai Stephen Strange (Benedict Cumberbatch) yang kini menghadapi permasalahan Multiverse saat seorang gadis, America Chavez (Xochitl Gomez) datang ke universenya sembari membawa monster yang berniat menculiknya. Ternyata, America bukanlah gadis biasa, ia memegang sebuah kekuatan besar yang ia tak bisa kendalikan. Dengan permasalahan ini, Stephen Strange mencoba menghubungi Wanda Maximoff (Elizabeth Olsen) untuk menyelesaikan permasalahan multiverse ini. Namun siapa sangka, permasalahan ini lebih besar dan berbahaya dari dugaannya.

Datangnya Multiverse

Multiverse sendiri bukanlah hal yang asing bagi para fans marvel. Banyak sekali fans marvel (termasuk saya) yang sangat menanti-nanti kehadiran multiverse yang mungkin akan menggemparkan jagat marvel ini. Hadirnya Doctor Strange In The Multiverse of Madness ini seakan akan memberikan air pada para fans marvel, sebuah ‘persembahan’ baru dari marvel untuk menunjukkan multiverse yang hadir pada MCU sendiri. Penantian atas Doctor Strange In The Multiverse of Madness ini sendiri dibarengi dengan banyak rumor yang bersemayam di internet atau dari mulut ke mulut. Siapakah cameo yang akan hadir? Akankah se-wah film Spiderman No Way Home cameo-nya?

Sebagai fans horror pun saya sangat bersorak gembira saat mengetahui bahwa film Doctor Strange In The Multiverse of Madness ini akan dipersembahkan dengan nuansa horror, tentunya kini Sam Raimi (Spiderman, The Evil Dead) yang duduk di kursi sutradara ini, sudah cukup fasih dengan film horror dan superhero. Sehingga, banyak sekali fans marvel yang menanti-nanti kehadiran Doctor Strange In The Multiverse of Madness ini. Setelah dikecewakan dengan The New Mutant, yang merupakan film superhero bergenre horror, kini Doctor Strange In The Multiverse of Madness hadir layaknya sebuah penyegar genre horror di MCU, terlebih lagi film ini mengangkat Multiverse sebagai konsep utamanya.

Film Doctor Strange In The Multiverse of Madness ini langsung dibuka pada konflik antar multiverse yang tentunya menjadi sebuah gerbang pembuka inti konflik yang terjadi dalam film ini. Dengan opening yang sangat indah dan menegangkan, film Doctor Strange In The Multiverse of Madness sudah digiring untuk memiliki pace yang cukup cepat, dengan berbagai aksi dalam pembuka yang sudah sangat menghibur dan ‘wow’, saya sendiri sudah cukup yakin bahwa film ini akan cukup dipenuhi oleh adegan pertarungan magis yang cukup spektakuler layaknya film pertamanya, Doctor Strange.

Perpaduan Horror, Aksi dan Fantasi

Doctor Strange In The Multiverse of Madness, bukanlah sekuel langsung dari film Doctor Strange. Melainkan sekuel tidak langsung dari Spiderman No Way Home, Avengers Endgame dan WandaVision. Cukup menyulitkan orang awam untuk menonton film ini untuk memahami konflik yang terjadi di dalamnya. Film ini sendiri seperti film percampuran yang dijahit menjadi satu, menjadikan satu kesatuan yang indah dan chaos pada waktu yang bersamaan. Layaknya film Doctor Strange, film ini tentunya masih memberikan visual yang tak kalah indah, namun dengan sentuhan Sam Raimi, kalian akan mendapati segelintir unsur gelap atau horror di dalamnya.

Sam Raimi beruntungnya sudah memiliki jam terbang yang cukup dalam film per-horroran dan superhero, membuatnya menyuguhkan adegan aksi, fantasi dan horror menjadi satu kesatuan yang indah. Bagian-bagian antar ketiga genre tersebut berkembang dengan baik, porsinya pun cukup seimbang. Film Doctor Strange In The Multiverse of Madness tidak menjadi horror sepenuhnya, namun berhasil untuk menakuti para penontonnya lewat jumpscare atau pun adegan yang sangat menegangkan. Tidak usdah dipungkiri, Sam Raimi sangatlah handal dalam membangun tensi, pengambilan gambar dan transisi yang khas nya menjadikan film ini memiliki keistimewaan dan identitas tersendiri. Bahkan saat menonton film ini, saya merasa tengah menonton film superhero bergenre horror pada era 80-an. Gore yang disuguhkan pun cukup mengejutkan sampai saya tertawa betapa beraninya film ini menunjukkan gore yang mungkin lebih dari film MCU lainnya, tentunya gore nya tidak berlebihan mengingat film ini memiliki rating PG-13.

Pacing yang digunakan Sam Raimi cukup cepat dan linear, ia tidak basa-basi dalam melangsungkan ceritanya, dan bahkan bisa dikatakan memberikan porsi yang lumayan banyak pada adegan aksi dan horrornya. Scoring yang digunakan dalam film ini pun sangat membantu pacing cepat yang ada, sehingga membantu para penonton untuk ikut terbawa pada adegan demi adegan dan konflik demi konflik yang ada. Humor-humor yang ada dalam film ini pun cukup mengocok perut, ada sebagian humor gelap atau dark-joke yang hadir dalam film ini, dan tentunya selipan humor khas marvel tersebut masih bisa menghibur.

Hal yang sangat-sangat ditunggu dalam film ini adalah cameo. Banyak sekali rumor-rumor mengenai kameo yang hadir dalam Doctor Strange In The Multiverse of Madness, dan bahkan para fans sudah menunggu kameo-kameo yang hadir. Sebenarnya bisa dibilang kameo yang hadir dalam film ini cukup memuaskan, bahkan saya sendiri cukup bahagia melihat Reed Richards di sini, meski tak semua kameo hadir namun cukup memuaskan keinginan para fans.

Tabrakan Aksi dan Penceritaan

Hal yang menjadi kelemahan dari Doctor Strange In The Multiverse of Madness adalah penceritaannya. Dengan pace  yang cepat, Doctor Strange In The Multiverse of Madness nampak seperti terlalu terburu-buru untuk lompat dari satu konflik ke konflik lainnya, sehingga konflik tersebut terasa dangkal. Multiverse yang digadang-gadang pun tidak se’wah’ yang diharapkan, dikarenakan pacing yang cepat, kita tidak bisa meresapi atau menadlami multiverse yang disuguhkan ini.

Adegan-adegan aksi memang sangat diacungi jempol, dengan visual yang masih indah, meskipun tidak seindah Doctor Strange. Aksi-aksi yang dihadirkan ini nampak cukup berantakan jika dipadukan dengan drama yang ada. Entah mengapa perpaduan antar aksi dan dramanya nampak saling menabrak satu sama lain, mungkin dikarenakan kurangnya pendalaman dalam konflik masing-masing karakternya, entah itu America, Wanda atau Stephen. Untuk America sendiri di sini, ia hadir sebagai karakter yang cukup menarik perhatian, namun sayang disuguhkan secara nanggung. Banyak potensi yang bisa dihadirkan dari karakter America ini, namun dengan konflik yang sejak pembuka sudah besar dan menggebrak, membuat perkembangan America ini sedikit mandek, mengakibatkan dia seperti troop zero to hero dengan sangat cepat, apalagi pada perkelahiannya dengan Wanda. Padahal, saya sendiri sangatmengharapkan America Chavez akan diperkenalkan dengan menakjubkan, namun kembali lagi pada permasalahan Pace dan durasi, ia hadir dengan cukup dangkal.

Permasalahan cinta adalah konflik utama dalam film ini, bagaimana cintanya Wanda pada anak-anaknya membuat ia tega melakukan hal yang jahat dan tidak rela untuk melepas kepergian mereka. Sehingga di sini Elizabeth Olsen sangat fantastis dalam memerankan Wanda, ia berhasil hadir sebagai sosok Villain yang menakutkan dengan kekuatan sebesar itu. Bahkan kehadirannya sedikit mengingatkan saya pada Sadako. Namun penceritaannya yang terlalu linear dan terlalu umum, menjadikan penggalian Wanda sebagai sosok Villain nampak kurang maksimal, konflik Wanda dengan Stephen dan America pun berakhir dengan terlalu cepat dan biasa saja, bahkan saya sampai bilang “Lah kok?”.

Multiverse of Madness ini sendiri nampak memiliki sebuah potensi besar untuk menjadi sebuah film yang mengusung tema out of the box. Dengan Sam Raimi dan bakatnya menyuguhkan horror dan aksi, Doctor Strange In The Multiverse of Madness bisa menjadi sebuah film yang lebih bagus. Namun, Doctor Strange In The Multiverse of Madness nampaknya masih bermain di zona aman mereka, padahal saya sangat berharap film ini membawa MCU ke arah yang lebih kreatif dan unik lagi, seperti mereka melakukannya di WandaVision (yang mana salah satu seri favorit saya). namun, ekspetasi saya nampaknya terlalu tinggi untuk film ini. Terlebih lagi Sam Raimi mengatakan bahwa Doctor Strange In The Multiverse of Madness mendapatkan pemotongan adegan hinggam 30 menit-an, yang membuat saya sedikit memaklumi tabrakan demi tabrakan antar sekuen dan penceritaan ini. Mungkin jika saja Film Doctor Strange In The Multiverse of Madness memberikan porsi yang lebih banyak dalam penceritaannya dan mengeduakan visual, kemungkinan Doctor Strange In The Multiverse of Madness menjadi perpaduan yang sangat indah.

Kesimpulan

Doctor Strange In The Multiverse of Madness merupakan film segar dalam MCU, memberikan nuansa baru, yaitu horror. Wanda menjadi seorang villain yang sangat menakutkan di sini. Sam Raimi sangat bagus menyuguhkan unsur horror dan aksi yang pas. Seluruh visual dalam film Doctor Strange In The Multiverse of Madness ini sangat diacungi jempol. Namun permasalah yang hadir adalah pada penceritaannya yang terkesan cepat dan dangkal, namun masih enjoy untuk diikuti. Andai saja film ini memberikan sedikit wkatu untuk memperdalam karakter ataupun konfliknya, mungkin film ini akan lebih menggebrak dan segar.

Rating


65%

Komentar