Review: Scream (2022) - Berhasil Kembali Mengukir Terror Tanpa Wes Craven


Scream sendiri merupakan franchise yang tidak asing ditelinga para penggemar film, terutama film bergenre horror. Hampir semua orang mengetahui mengenai franchise Scream dan keikonikan dari topeng ghostface sendiri sebagai one of the face of slasher killer! Saat diumumkannya Scream 5 yang akan tayang, banyak para penggemar yang sudah mewanti-wanti akan gagalnya film kelima ini. Dikarenakan kali ini Wes Craven (RIP to Wes Craven) tidak lagi memegang kendali film Scream 5 ini. Saya sendiri yang sedari dulu menikmati franchise slasher ini, sebenarnya ikut sedikit khawatir jika film ini tidak akan sebagus bagai mana Wes Craven menggarapnya. Namun, tentu saja rasa khawatir tersebut tidak memadamkan antusis saya untuk menonton film ini.

Sinopsis

Kali ini, Scream 5 menceritakan mengenai sekelompok anak muda yang diterror oleh Ghostface yang kembali memangsa korbannya dengan sadis. Tara (Jenna Ortega), adalah korban pertama yang berhasil selamat dari serangan Ghostface. Penyerangan tersebut membuat sang kakak Sam (Melissa Barrera)ditemani oleh kekasihnya Richie (Jack Quaid)harus kembali ke Woodsboro untuk merawat sang adik yang terluka parah. Sam pun mau tak mau harus menghentikan teror Ghostface dan mencari tahu siapakah di balik topeng Ghostface itu.

Wajah Baru di Woodsboro

Scream 5 yang kini berada di tangan Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett, sebagai sutradara. Tentunya nampak ingin menyuguhkan suatu kesegaran di dalam film Scream yang ke lima ini. Setelah empat film kita berfokus dan bergelut pada karakter Sydney dan kawan-kawannya, kini Scream 5 menghadirkan karakter-karakter baru yang akan menjadi incaran Ghostface. Selain Sam, Tara dan Richie, kita juga diperkenalkan dengan kawan-kawannya Tara; Amber (Mikey Madison), Wes (Dylan Minnette), dan dua saudara kembar Mindy (Jasmin Savoy Brown) dan Chad (Mason Gooding).

Hadirnya karakter-karakter baru ini, tentunya akan menimbulkan berbagai reaksi dari parea penonton, terutama para fansnya. Saya sendiri cukup suka dengan angin segar yang hadir dalam Scream 5 ini. Mengingat saya cukup kasihan dengan Sydney yang tak henti-hentinya dikejar dan diteror oleh Ghostface, dan mungkin Ghostface kali ini yang tidak memiliki ikatan khusus pada Sydney, menjadi sebuah angin segar bagi franchise ini untuk kedepannya.

Jangan salah, trio sekawan yang sudah menemani kita di film-film pendahulu akan tetap hadir pada film ini. Namun, kehadiran mereka tentunya tidak akan menyingkirkan spotlight yang dipancarkan pada karakter-karakter baru ini. Sydney, Gale dan Dewey akan tetap hadir dan berperan dengan porsi yang cukup namun tetap membekas pada hati penonton maupun fansnya. Saya sendiri cukup puas melihat porsi trio sekawan yang tidak mencoba untuk mencuri spotlight dari para karakter baru yang mungkin akan membawa franchise ini ke depannya. Dengan porsi yang cukup, trio sekawan ini juga membuktikan bagaimana mereka hanyalah manusia biasa yang bisa merasakan takut maupun trauma akan terror Ghostface.

Beruntungnya, karakter-karakter baru dalam film Scream 5 ini cukup mudah untuk dicintai. Sehingga, ketika nyawa mereka mulai diambang kematian, saya sendiri sedikit berharap bahwa mereka akan selamat dan berhasil melawan Ghostface. Karakter-karakter baru ini juga masih membawa nuansa franchise Scream dalam pergerakan dan storytellingnya, sehingga meskipun kita melihat wajah baru, kita masih mengenali vibe dan identitras film Scream. Saya sendiri sangat menyukai Tara, di awal dia sudah mnembuktikan bahwa dia bukanlah karakter yang ‘siap’ mati, bahkan dia menjadi survivor dari teror Ghostface, meskipun Ghostface tentunya masih mengancam nyawanya dan tidak memberinya ruang bernafas.

Kebrutalan Ghostface

Mungkin bisa dikatakan, film Scream tidak akan benar-benar memuaskan jika tidak ada adegan berdarah-darah diiringi dengan kebrutalan Ghoostface dalam menghabisi nyawa para korbannya. Jangan khawatir, para sutradara film Scream 5 kali ini sudah menyiapka berbagai adegan bunuh membunuh yang tak kalah brutal dibandingkan para pendahulunya. Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett nampak ingin membuat Ghostface tetap ikonik di mata para fansnya, terlebih lagi film Scream 5 kali ini sedikit menyindir toxic fans yang kerap menghancurkan film maupun franchise nya.  Fans-fans  ini nampak selalu disebutkan sebagai sosok yang tidak pernah puas akan film-film baru yang mereka cintai, dan beruntungkan karakter-karakter dalam film ini merupakan fans dari franchise Stab yang terinspirasi dari kejadian pembunuhan Ghostface di Woodsboro.


Ghostface dalam film Scream 5 ini nampak hadir untuk memenuhi hasrat ‘haus darah’ para fans, terutama fans franchise Scream. Dengan Killing Scene yang cukup sadis, dan kebrutalan Ghostface yang sangat nampak, tak henti-hentinya menyiksa para korbannysa dan menerror mereka, seperti Tara. Bahkan bisa dibilang Ghostface dalam film ini mungkin terbilang salah satu yang sadis dibandingkan pendahulunya, meskipun Ghostface Billy dan Stu di film pertama bagi saya paling sadis. Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett pun berhasil untuk menyaingi kesadisan Ghostface pertama dengan Ghostface Scream 5 ini, membuat film ini sangat mudah dinikmati para fansnya.

Dengan setting yang sangat kuat dan penataan sinematografi yang apik, membuat killing scene yang hadir dalam film Scream 5 ini terbilang berhasil. Musik yang ikut mengiringi kebrutalan Ghostface pun semakin membuat seluruh Killing Scene  film ini menegangkan, bahkan saya sendiri selalu menanti kapan korban-korban berikutnya akan berjatuhan dan ingin melihat bagaimana Ghostface membunuh mereka. Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett dengan baik membangun tensi disetiap adegan menuju pembunuhan, perlahan memupuk ekspetasi dan klimaks dari pembunuhannya, membuat film ini sangat terasa horrornya, ketimbang hanya bunuh-bunuhan berdarah tanpa arti semata.

Ghostface dalam film ini hadir bukan hanya menghabisi korbannya, namun memberikan sebuah pertunjukan horror yang mampu membuat penonton duduk di kursi sembari menggigit jari. Pada akhirnya Ghostface tak hanya mengambil nyaw akorbanya, melainkan memberikan terror dan horror pada penontonnya.

Jantung Scream 5 tanpa Wes Craven


Setelah membicarakan mengenai para karakter dan Ghostface, kini kita membicarakan mengenai alur pada Scream 5 ini. Banyak yang sedikit ketakutan akan hancurnya alur tanpa Wes Craven. Namun, siapa sangka, Scream 5 berhasil untuk menyajikan suatu alur yang bagus dan fresh. Alur yang disuguhkan oleh Scream 5 ini nampak disajikan khusus bagi para fans. Mengingat cukup banyak referensi yang menyebutkan atau ditujukkan bagi para ‘fans suatu film’. Bahkan karakter-karakter dalam film ini tidak segan-segan mengeluhkan mengenai film-film horror yang gagal dan nampak bertele-tele layaknya film Drama.

Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett selayaknya sutradara, memikul sebuah tugas berat untuk menyajikan film yang tidak akan menghancurkan ekspetasi dan hati para fansnya. Scream 5 hadir dengan beberapa ke klise-an yang ada dalam film slasher, dan pastinya tuduhan-tuduhan dibalik topeng Ghostface. Beragam trope film slasher yang membekas dalam franchise Scream pun disebutkan dalam film ini, yang tentunya akan membantu para penonton untuk menebak siapa dalang dibalik topeng Ghostface itu.

Saya sendiri selama film ini berlangsung sudah melemparkan rasa curiga terhadap beberapa karakter, dan siapa sangka tebakan saya tepat sasaran. Bahkan, saya sendiri berhasil menebak siapa saja yang akan mati dalam film Scream 5 ini. Hal tersebut cukup gampang, mengingat saya merupakan slaah satu fans dari franchise Scream dan sudah terbiasa dengan trope-trope yang bertebaran itu. Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett membuktikan bahwa film ini mereka dedikasikan kepada para fans yang kerap menyuarakan rasa takutnya akan hancurnya franchsie kesayangan mereka.

Sayangnya, saya mendapati bahwa motivasi dari Ghostface untuk pembunuhan yang dilakukannya ini tampak kurang kuat, meskipun saya rasa ingin menyindir beberapa kasus antara ikatan fans dan film favorit mereka. Motif Ghostface untuk menghabisi Tara dan kawan-kawannya dalam film ini nampak hadir biasa saja, kemungkinan besar dikarenakan kurangnya pembangunan karakternya. Kita tidak terlalu mengenal karakter-karakter tersebut secara dalam, hanya dalam permukaannya saja, sehingga ketika terkuak sudah siapa dibalik topeng Ghostface itu, bukan hanya saya sudah bisa menebaknya, tapi saya tidak merasakan motif kuat dibaliknya. Jika dibandingkan dengan pendahulunya, Scream 4 yang memiliki Ghostface dengan motif paling kuat, di Scream 5 ini Ghostface nampak hadir sangat lemah.


Sosok Ghostface yang hadir tanpa pembangunan yang kuat ini bisa berakhir sebagai pisau bermata dua, entah akan merusak alurnya atau malah membuat alurnya semakin bagus. Minimnya informasi mengenai para karakter-karakter selain Tara ataupun Sam, membuat kita semakin kesulitan untuk mengetahui siapa sih Ghostface ini, toh kita tidak tau secara dalam mengenai karakter-karakter ini. Tapi, jika kalian merupakan fans franchise Scream, pastinya akan memperhatikan detail kecil dari gerak-gerik karakter-karakternya tanpa harus tau karaktereisasinya lebih dalam untuk bisa menebak siapa dibalik topeng Ghostface.

Penulisan misteri dalam film ini pun terbilang cerdas untuk sebuah film dengan alur yang fast-pace, kita tidak lagi dihadapkan pada karakter-karakter yang hanya bisa lari dan jatuh, tapi kali ini kita disuguhkan karakter-karakter yang tak segan untuk melawan dan bertahan hidup sebisa mungkin. Bahkan saya sendiri sangat menyukai Tara yang hadir sebagai Final Girl yang kuat. Plot-twist yang hadir pun hadir tidak begtu mengagetkan, mengingat saya sendiri sudah bisa menebak siapa saja pembunuhnya.

Akting dari seluruh pemainnya tidaklah buruk, namun beberapa nampak kurang maksimal, seperti Sam yang diperankan oleh Melissa Barrera. Untuk ukuran karakter utama, Sam nampak sedikit tertelan dan tertutupi oleh sang adik, Tara. Penampilan dari Jenna Ortega sebagai Tara pun sangat memukau, bahkan saya merasa Tara memiliki aura main character lebih kuat ketimbang Sam. Selebihnya para pemain sudah melakukan yang terabik, meskipun ada beberapa scene yang nampak sedikit kaku.

Kesimpulan

Scream 5 hadir sebagai film yang disuguhkan spesial bagi para fans. Matt Bettinelli-Olpin dan Tyler Gillett sudah melakukan yang terbaik menghadirkan Scream 5 dengan pikulan berat tanpa Wes Craven. Scream 5 ghadir dengan alur yang menarik dan killing scene yang brutal. Alurnya terbilang sangat sederhana dan fact-paced, beberapa aspek dalam film ini sendiri sudah bisa tertebak dengan mudah, mengingat film ini menggunakan trope-trope yang cukup umum dengan film slasher ataupun Scream. Meskipun begitu Scream 5 hadir dengan cukup menghibur, memberikan sosok Ghostface yang brutal dengan adegan-adegan pembunuhannya yang tak takut darah. Scream 5 masih nampak kurang matang dalam membangun dan mengeruk lebih dalam alur dan kartakternya, tapi sebagai film yang tidak disutradarai oleh Wes Craven, Secram 5 masih bisa memuaskan hati sebagian fansnya.

Rating


60%

Komentar