Review: Relic (2020)

 

Kay (Emily Mortimer) dan putrinya, Sam (Bella Heathcote), mengunjungi rumah Edna (Robyn Nevin), ibunya Kay , saat mereka mendengar kabar bahwa ia telah menghilang dari kediamannya tanpa jejak. Kay dan Sam pun langsung melakukan pencarian terhadap Edna yang mana Kay menjelaskan bahwa Edna sudah pikun. Mereka mendapati rumah milik Edna dipenuhi tumpukan barang dan sticker note yang berisi tulisan. Namun, pencarian Edna tidak membawa hasil, mereka telah menelusuri hutan di dekat rumah milik Edna namun tetap saja Edna tidak dapat ditemukan. Namun suatu pagi Kay mendapati Edna sudah berada di dalam rumah secara misterius. Mereka pun akhirnya mencoba untuk tinggal sementara dengannya, namun hari demi hari berlalu, mereka merasakan ada sesuatu yang salah dengan Edna. Mereka seperti tidak lagi mengenalinya.

Relic bisa saya katakan sebagai film yang tidak sengaja saya tonton dan berakhir dengan memuaskan. Kebanyakan film yang saya tonton tanpa rencana sedikitpun berakhir cukup tragis dan mengecewakan, namun sepertinya hal ini tidak berlaku pada Relic. Setelah sekian lama duduk diam diantara watchlist saya, akhirnya film ini tanpa sengaja terpilih untuk ditonton pada hari itu. Saya sendiri sebenarnya sudah menonton film ini beberapa bulan yang lalu, namun banyak sekali halangan yang membuat saya kesulitan menemukan waktu untuk menulis review film di blog saya, dan akhirnya sekarang saya baru menemukan waktu yang tepat.

Relic dibuka dengan bagus dan memberikan kesan eerie dan creepy. Scene awal film ini menampakkan Edna yang berdiri dalam gelap menatap pintu rumahnya, kemudian shot yang diambil diam cukup lama sehingga kita berandai-andai apakah ada sesuatu di balik kegelapan? Kemudian kita diperlihatkan siluet seseorang yang berdiri dalam kegelapan yang entah kita tidak tau siapa siluet itu, hantu? Atau hanya bayangan biasa? Kemudian scene beralih ke Kay dan Sam yang datang mengunjungi rumah Edna, mereka tidak menemukan Edna di rumahnya tersebut. Akhirnya Kay terpaksa untuk lapor kepada polisi setelah ia tak bisa menemukan ibunya. Tim pencarian pun dikerahkan untuk mencari Edna yang menghilang, hasilnya nihil. Secara misterius keesokan harinya Edna secara misterius sudah ada di rumah dan ia kesulitan untuk mengingat apa yang terjadi.

Relic mempunyai atmosfer kelam yang cukup mencekam, rumah milik Edna digambarkan begitu kelam dan nampak menyimpan banyak misteri dibalik tumpukan-tumpukan barang. Dengan pace yang tidak terlalu terburu-buru, kita mengikuti perjalanan keluarga ini menguak misteri di dalam rumah ini, terutama Edna yang bertingkah cukup aneh. Di sepanjang film pula kita dibuat bertanya-tanya apakah Edna yang sudah pulang ke rumah ini adalah Edna yang asli atau bukan? Karna Kay dan Sam sendiri terkadang nampak ketakutan dan bingung akan sosok Edna yang di mata mereka sudah berubah, bahkan Edna sendiri bisa berubah menjadi sosok yang penuh kasih dan tiba-tiba menjadi penuh amarah yang tidak segan-segan menyakiti Kay dan Sam. Kita sendiri sudah diberi sebuah hint jika Edna memang mengidap Demensia, dan kerap memang ditunjukkan oleh perilaku Edna yang tiba-tiba melakukan suatu hal dan kemudian lupa, ia bahkan terkadang lupa dengan sang putri dan cucunya itu. Penyakit yang diidap oleh Edna sendiri menjadi sebuah senjata utama bagi film ini, dengan gambaran metafora mengenai Demensia, film ini berhasil untuk memberikan berbagai kengerian.

“Everything Decays” yang menjadi tagline utama film ini memang benar-benar tepat untuk menggambarkan keseluruhan dari film ini. Sam dan Kay merasakan perlahan-lahan Edna yang berubah menjadi sosok yang tidak mereka kenali, rumah yang dahulu mereka tempati menjadi sesuatu yang mengerikan –bahkan mereka sendiri tidak mengenali rumah tersebut yang semakin lama membuat mereka merasa berdiam diri di dalam rumah hantu. Kay dan Sam pun merasakan ada sesuatu yang tidak beres pda rumah tersebut, terutama pada perilaku Edna. Perlahan-lahan segala yang dahulu mereka kenali dan tampak normal, runtuh seketika menjadi sesuatu yang mengerikan. Edna menjadi sosok yang mengerikan dan tak lagi dikenali, dan rumahnya pun ikut berubah bagaikan sebuah labirin penuh terror. Hal ini menunjukkan bagaimana Demensia mempengaruhi sang pengidap dan juga orang disekitarnya.

Film ini tidak memiliki Jumpscare yang lebay, semua atmosfer yang dibangun dalam film ini begitu tepat dan bisa dibilang hampir sempurna, meski beberapa kali saya merasa ada scoring yang sedikit terlalu keras namun masih bisa ditoleransi untuk saya. Scoring dalam film ini benar-benar membantu atmosfer yang telah dibangun oleh film Relic sejak awal, tidak juga merusak pace yang ada di dalam film ini. Kita digiring untuk menyaksikan bagaimana orang dan tempat yang mereka kenali sebelumnya runtuh perlahan, menggambarkan kengerian yang aada di film ini dengan sangat baik. Bahkan kita ikut mengungkap kebenaran dalam film ini, di awal film kita dibuat bertanya-tanya apa yang terjadi dengan Edna? Apakah ada sosok supranatural yang mengganggu dirinya? Semua tanda tanya itupun terjawab perlahan demi perlahan, yang akhirnya membuat sebuah klimaks yang sangat menegangkan dan tentunya mengerikan, cukup sempurna untuk menggambarkan kengerian Demensia.

Tak hanya Scoring dan visual yang mengerikan, Akting dari ketiga aktris ini pun membuat film ini semakin bagus. Heathcote dan Mortimer berhasil menggambarkan sosok ibu dan anak yang memiliki hubungan yang canggung, terlihat dari percakapan yang kerap mereka lontarkan, merekapun punya ide yang berbeda mengenai bagaimana kelanjutan hidup Edna, apakah mengurusnya atau menaruhnya di panti jompo. Namun pada akhirnya mereka pun perlahan-lahan menerima sosok Edna yang mungkin sudah tidak mereka kenali lagi. Ditambah lagi Nevin berhasil menampilkan sosok Edna yang penuh misteri, aktingnya berhasil membuat saya sendiri ngeri melihatnya. Ia pun berhasil menjadi sosok Edna yang begitu penuh kasih sayang menjadi sosok yang mengerikan.

Pada akhirnya Relic sukses memberikan sebuah kengerian lewat atmosfer dan tentunya visual yang ‘indah’. Ditambah performa dari ketiga aktris ini menjadikan Relic semakin sempurna. Alur yang penuh miesteripun membawa kita perlahan mengungkap apa yang sebenarnya terjadi, tanpa kehilangan fondasi yang sudah dibangun sejak awal. Relic menjadi tontonan yang sangat bagus dan sukses menggambarkan bagaimana horornya Demensia dan pengaruh terhadap sang pengidapnya dan juga tentunya orang disekitarnya.

Rating

 

 95%

Komentar