- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Diposting oleh
Sam Michaelis
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Mengangkat tema Cosmic horror
tidak lah mudah, karna kita dihadapkan pada situasi yang diluar nalar dan
kemampuan manusia. Beberapa Cosmic horror berhasil dalam menakut-nakuti sang
penonton, contoh saja Alien. Namun tak semua orang paham pada comic horror yang
mengusung cerita dimana ancamannya bukanlah makhluk yang bisa kita lihat secara
kasat mata. Contoh saja film ini. Color out of Space mepakan film yang
diadaptasi dari penulis favorit saya, H.P. Lovecraft. Lovecraft sendiri mampu
menakuti para pembaca dengan terror nya yang terasa ‘alien’ bagi para pembaca,
dan ketika saya mendapat berita bahwa salah satu cepern miliknya di adaptasi
menjadi sebuah film, saya sendiri langsung antusias tunggu. Namun saat saya
mengetahui bahwa cerpen Color Out of Space lah yang diadaptasi, saya merasa
sedikit ragu tapi tetap antusias, karna cerpen tersebut tidak begitu mudah
diadaptasi.
Sebuah keluarga yang beranggotakan,
Nathan Gardner (Nicholas Cage) sang Ayah, Theresa (Joely Richardson) sang ibu, dan
ketiga anaknya Lavinia (Madeleine Arthur ), Benny (Brendan Meyer ), dan Jack (Julian
Hilliard ). Mereka tinggal di rumah yang terpencil yang jauh dari kediaman
warga. Kehidupan sederhana mereka tiba-tiba berubah setelah sebuah meteor jatuh
dipekarangan rumah mereka. Meteor yang mengeluarkan warna yang sama sekali tak
pernah mereka lihat. Setelah itu seluruh tumbuhan dan hewan ternak mereka
perlahan berubah menjadi mengerikan. Pikiran serta kehidupan mereka pun berubah
menjadi mengerikan.
Seperti yang saya katakana sebelumnya,
mengadaptasi cerpen Color Out of Space
tidaklah mudah, namun akan menjadi sebuah film yang unik jika berhasil
mengadaptasinya. Saat saya melihat trailernya sebenernya sangat tertarik pada film ini, saya
sendiri penasaran akan dibawa kemana film ini. Dan saya sendiri merasa hampir
semua ekspetasi saya sudah terpenuhi oleh film ini. Meski tak ssemuanya, film
ini mampu memberikan apa yang saya mau. Warna magenta yang mendominasi di film
ini menjad sebuah terror yang terlihat tidak ganas, namun saat menit mulai
berlanjut siapa sangka warna tersebut menandakan sebuah petaka yang sangat
mengancam nyawa. Beberapa orang mengkritisi perihal pilihan warna, Saya sendiri
tidak mempunyai masalah atas pilihan warna yang dijadikan sebagai ‘warna yang
tak pernah dilihat oleh mata manusia’, karna jika kit abaca mengenai wwarna
magenta, mungkin kalian sendiri akan mendapatkan jawaban mengapa warna magenta
dipilih menjadi warna ‘alien’ tersebut.
Film ini benar-benar tanpa henti
dan istirahat menggiring kita untuk bertemu pada petaka yang mengancam nyawa
keluarga tersebut. Tak butuh waktu yang cukup lama untuk sampai dititik dimana
sang ancaman utama datang dan kegilaan mulai terjadi. Mungkin bagi beberapa
orang pace film ini akan terlalu cepat,
karna memang saya sendiri mengakui bahwa pace
film ini cukup cepat. Dan agak mengganggu ketika kita dilempari beberapa
informasi dan arguen mengenai apa yang terjadi, namun kita sendiri tidak ajak menginvestigasi
hal tersebut, sehingga terkesan kita diberi sebuah informasi yang kosong tanpa
ada gambaran, meski kita sedikit paham namun tidak begitu mendalami hal
tersebut.
Namun visual di film ini memukau
mata saya sehingga saya sedikit melupakan hal-hal yang saya katakana di atas. Bunga-bunga
tumbuh secara aneh dan warna magenta yang mendominasi menjadi sebuah ancaman
yang indah. Bisa dibilang cukup banyak body horror dalam film ini, dan hal
tersebut menambah sensasi kengerian yang diberikan oleh film ini, bahkan ketika
seluruh keluarganya mulai menjadi gila dan melakukan hal-hal yang cukup ‘gila’
film ini seperti memberikan kengerian yang benar-benar membuat kita bingung,
karna kita tidak tau sebenarnya ada apa di balik meteor yang jatuh tersebut dan
ada apa dengan warna yang mulai mendominasi pekarangan rumahnya. Semua ketidaktahuan
kita menjadi sebuah kunci dalam terror film ini, minim pengetahuan akan hal
yang sedang terjadi, membuat kita merasa tidak nyaman dan aman saat sedang
dibawa masuk dalam film ini.
Nicholas Cage sendiri mampu memberikan
sebuah hiburan dengan aktingnya. Entah mengapa saya puas dengan aktingnya di
film ini. Karakternya menggambarkan seluruh kegilaan yang diakibatkan oleh
meteor tersebut, ia menjadi sesosok yang memberikan rasa tidak aman dan nyaman
pula. Bagaimana sikapnya yang berubah drastis saat ia memperlakukan
anak-anaknya pun menjadi gambaran yang paling dominan untuk memperlihatkan
betapa berbahayanya ancaman yang sedang mereka hadapi. Ketika karakternya
merasa bahwa tidak ada sesuatu aneh yang terjadi, namun kenyataannya
sebaliknya. Hal tersebut menunjukkan bahwa mungkin ia mencoba tidak percaya
bahwa ada hal yang mengancam keselamatan mereka atau memang meteor tersebut
sudah mulai menggerogoti otaknya dan bermain dengan pikirannya.
Namun saya sendiri merasa sedikit
bosan saat melihat film ini, saya merasa bahwa kengerian yang ditawarkan film
ini tidak memuncak dan tetap diam. Meski kita diperlihatkan bagaimana ‘warna’
tersebut bisa bermain dengan pikiran manusia atau hal lainnya, namun entah
mengapa seluruh terror yang sadis tersebut terasa agak terburu-buru, karna
tidak dibangun dan hanya diperlihatkan secara sekelibat saja saat meteor dan
warnanya tersebut mulai memasuki pikiran para karakter dan mencemari airnya. Meski
begitu, saya puas dengan sinematografi indah nan mengancam yang ditawarkan pada
film ini, dan jangan lupa dengan body horror yang lumayan disturbing. Saya sendiri
sebagai fans Lovecraft puas dengan film ini, dan sangat senang saat
dimunculkannya Yog-Sothoth. Endingnya sendiri bagi saya cukup bikin merinding
dan ngeri. Well… aku puas dengan film ini.
The Rating is
65%
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Just an ordinary human who really loves anything labeled horror
Komentar
Posting Komentar