- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Diposting oleh
Sam Michaelis
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sedari awal saya mencari tahu perihal film ini,
sembari membaca beberaa ulasan pendek mengenainya. Saya langsung yakin bahwa this is a movie where you hate or love. Dan
pada akhirnya saya sendiri memutuskan dengan tekad yang sangat kuat untuk
menonton film ini. Berhubungan saya sendiri tidak pandang bulu soal genre horror apakah yang hadir dalam sebuah film, saya tidak berpikir
panjang akan kemana saya dibawa oleh film bergenre cosmic horror ini. Saya sendiri memiliki pengalaman yang cukup
menakjubkan setelah menonton film Baskin, yang mana membuat saya paham bahwa
saya cukup menyukai genre tersebut. Dimana ada dunia lain selain dunia kita,
dan ketakutan manusia terhadap apa yang mereka tak ketahui. That’s my favourite thing. Mengingat saya
sendiri seorang penggemar berat H.P Lovecraft, saya tidak merasa asing dengan
film ini. Namun, mungkin bagi sebagian orang akan merasa aneh dan bosan dengan
film ini.
Daniel (Aaron Poole) seorang polisi yang sedang berjaga, menemukan seorang pria yang terluka di luar hutan. Daniel lagsung membawa sang pria tersebut ke rumah sakit terdekat yang separuh rumah sakit tersebut terbakar dan sedang direnovasi. Namun siapa sangka niat Daniel untuk membantu pria tersebut malah berujung pada teror orang-orang berjubah putih dan yang paling mengerikan monster mengerikan yang muncul dan membunuh orang-orang dirumah sakit. Apa yang sebenarnya terjadi di rumah sakit tersebut?
Membawa
kita untuk bernostalgia kemali pada practical
effect yang mana sangat booming
pada jamannya, apalagi era 80-an, dimana practical
effect yang bagi saya cukup memorable adalah film The Thing (1982), dimana
menyuguhkan kengerian lewat body horror
dan alien-alien yang berwujud sangat menjijikan. Dengan film The Void ini, kita
digiring kembali mengingat film-film era 80-an yang mana sedang santernya practical effect dan body horror. Saya sendiri mengerinyitkan
dahi mengingat film ini adalah film yang hadir pada tahun 2016, namun mereka
masih memakai practical effect. Dikatakan
juga bahwa film ini terbilang low budget,
namun saat saya melihat film ini, saya langsung menggelengkan kepala dan tidak
yakin bahwa film ini adalah film low
budget yang dimana dihasilkan dari crowdfunded.
Film
ini memiliki pace yang cukup cepat dan tidak bertele-tele, cukup bagus bagi
saya sendiri, karna saya tidak terlalu menyukai cerita yang bertele-tele
apalagi sampai lupa tujuan utamanya. Namun pace
yang cukup cepat ini menjadi salah satu kelemahan film ini, kita tidak
diberikan waktu untuk mendalami karakter utama dan hubungannya dengan sang
istri. Memang bisa dibilang cukup banyak karakter di film ini, dan dengan
berbagai situasi yang mereka hadapi juga. Namun dengan kelemahan dlaam
penceritaan, film ini sanga unggul untuk menampilkan berbagai sosok monster
yang nampak seperti baru saja keluar dari nereka paling dasar. Saya sendiri
cukup ngeri melihat penampakan monster bertentaken dengan wujud yang sangat
sulit untuk dideskripsikan, namun itulah senjata utama dari film ini sendiri. Membawa
neraka ke dunia manusia dan menjadikan manusia sebagai mainannya semata. Dan jangan
lupakan beberapa anggota sekte yang memakai jubah putih dengan lambang segitiga
di bagian wajahnya. Mereka memang tak banya gerak dan tak banyak ngomong, namun
melihat kehadirannya saja saya sendiri sudah merinding. Kehadiran mereka pun
menandakan bahwa ada sesuatu yang sangat berbahaya menanti nyawa mereka.
Sebenarnya
kita sendiri bisa menebak kemana arah alur yang disuguhkan film ini. Dengan sekelompok
orang yang tak berdaya, berusaha survive dari serangan monster-monster yang
mengerikan dan sekelompok anggota sekte yang juga tak kalah membahayakan dari
monsternya. Bahkan mungkin bagaimana endingnya berakhirpun bisa terlihat dengan
jelas. Saya sendiri meskipun tahu bagaimana film ini akan menggiring saya, saya
tetap duduk diam menikmati segala practical
effect dan gore yang hadir di film ini. Bisa dibilang film ini cukup
menjijikan, mengingat bagaimana sosok monster dan darah yang berceceran. Namun film
ini tidaklah buruk. Meski saya sedikit bertanya-tanya perihal role dari setiap karakternya dan mengapa
dalang dibalik seluruh monster ini si orang itu? Bahkan saya juga tidak begitu
mengerti dengan motivasi sang antagonis utama dalam menghadirkan berbagai
monster dari dimensi lain dan sebagainya itu. Entahlah, film ini melempar kita
dengan berbagai unsur filosofis dan menjadikan film ini penuh dengan kepingan
puzzle yang kita sendiri harus susun.
Penampilan
dari para aktor dan aktrisnya pun tidaklah jelek. Dan saya sangat terbawa
kedalam ketidakberdayaan mereka dlaam berupaya selamat dari seluruh hal-hal
yang diluar nalar tersebut. Bahkan saya sendiri cukup menaruh simpati dengan
beberapa karakter. Namun dialog yang cukup buruk dan penceritaan yang terkesan
berantakan tak tahu arah membuat saya sendiri kebingungan untuk fokus pada karakter
mana dan cerita mana? Bahkan kita dihadapkan dengan berbagai karakter yang
mencoba menyelesaikan masalah mereka masing-masing, namun masalah utamanya
seakan terkubur dan sedikit teralihkan oleh yang lain.
Namun,
saya rasa film ini tidaklah begitu peduli dengan jalan cerita yang akan
disuguhkan. Karna mungkin tujuan utama film ini adalah membawa kita kembali
bernostalgia ke film horror jaman dulu yang sangat indha dengan practical effectnya.
Bahkan saya akui, setting yang hadir dalam film ini terkesan sangat creepy, bahkan keseluruhan film ini juga
akan membuat kita merasa tidak nyaman, bingung dan takut, karna segala aspek ‘asing’
yang hadir. Dengan cahaya remang dan
sosok monster yang menunggu diujung sana, membuat kita merasa was-was akan apa
yang segera hadir di scene
berikutnya. Bahkan settingnya pun cukup indah untuk menggambarkan ‘neraka’ yang
hadir layaknya film Baskin. Ada satu scene
dimana saya merasa sangat tidak nyaman dan merinding ketika melihatnya,
sedikit mengingatkan saya juga pada game Silent Hill, namun mengingat Silent
Hill juga mengangkat tema ‘neraka’ saya pun tidak heran dengan scene itu, apalagi set nya yang sangat
mengerikan bagi saya. Dengan berbagai ‘mayat’ dengan rupa mengerikan yang
kemudian perlahan hidup.
Ketegangan
film ini pun tidak pernah padam. Setelah ketegangan yang satu, kita akan
kembali disuguhkan oleh ketegangan yang lain. Menandakan bahwa mereka sama
sekali tidak dalam posisi yang aman untuk beberapa detik pun. Bahkan monster-monster
dan anggota sektenya pun hadir untuk terus menemani kita, adegan gore pun malah
menambah kesan mengerikan film ini. Untuk sebuah film independen, film ini
sangatlah menghibur dan tidak mengecewakan. Bahkan saya sendiri sangat puas dengan
segala aspek yang hadir di film ini, dimana mata saya kembali dimanjakan oleh
visual-visual mengerikan yang mungkin sekarang sudah sangat jarang ditemukan. Jika
kita menonton film ini tanpa mempedulikan beberapa dialog bodoh dan plothole
film ini, mungkin akan menjadi sebuah tontonan yang mengasyikkan. Mengingat film
ini tak jauh berbeda dengan Baskin, saya sendiri tidak menuntut kelogisan film
ini, karna film ini akan menyuruh kita menyatukan kepingan puzzle dan segala
kemisteriusan film ini.
Oh
ya, CGI satu-satunya yang hadir di film ini hanyalah pada Ending film ini
sendiri, yang mana endingnya pun mengharuskan saya untuk berpikir dengan sangat
keras mengenai keseluruhan film ini. Dan film ini akan benar-benar membawa kita
ke dunia lain yang sangat mengerikan.
Rating
65%
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Just an ordinary human who really loves anything labeled horror
Komentar
Posting Komentar