Review: The Sisterhood Of Night (2014)


Marry Warren (Georgie Henley), Catherine Huang (Willa Cuthrell) dan Lavinia Hall (Olivia DeJonge), merupakan sekelompok remaja yang selalu menghabiskan waktu bersama. Mereka membuat sebuah perkumpulan bernama 'The Sisterhood of Night". Marry sebagai ketuanya, selalu memilih satu persatu anak disekolah untuk ikut bergabung dalam perkumpulan mereka yang misterius. Emily Parris (Kara Hayward) salah satu anak sekolah yang kerap bermusuhan dengan Marry, mengaku bahwa ia telah menjad korban atas perkumpulan misterius tersebut. Alhasil, semua orang mulai mencurigai perkumpulan tersebut, namun Marry, Catherine dan Lavinia tidak pernah memberitahu apa yang mereka lakukan pada malam hari saat perkumpulan dilakukan.

Film ini mungkin terlihat seperti film drama remaja pada umumnya, yang mengisahkan tentang perbully-an yang biasa saja, beradu mulut sana-sini dan tentunya konflik remaja pada umumnya. Namun, setelah saya dibawa lebih dalam, ternyata film ini tidak sekedar mengisahkan  tentang konflik antar remaja yang biasa. Di awal kita sudah diperkenalkan oleh sosok Marry yang akan membawa kita menuju permasalahan-permasalahn yang dia dan kawannya alami.

Tidak hanya sekedar mengangkat tentang perbully-an biasa, film ini pun seperti membuat kita berasumsi bahwa Marry dan kawan-kawannya benar-benar melakukan hal yang tidak baik karena gerak-gerik mereka yang cukup mencurigakan. Bahkan, kita sendiri tidak diberitahu apa yang sebenarnya Marry lakukan ketika melakukan perkumpulan tersebut dan apa tujuan sebenarnya. Kita benar-benar harus menunggu kenyataan yang sebenarnya terkuak sampai akhir film ini.

Sebuah misteri yang cukup kuat, benar-benar membalut film ini dengan baik. Film ini mampu membuat kita bertanya-tanya tentang semua hal yang terjadi di film ini. Jika Marry tidak salah, mengapa ia berlaku begitu misterius? Dan asumsi yang dilontarkan Emily pun membuat kita seperti ragu pada Marry yang sama sekali kita tidak ketahui motifnya apa dibalik perkumpulan yang diadakan tengah malam saat semua orang tertidur. Bahkan Marry, Lavinia dan Catherine pun menyimpan sebuah rahasia yang besar, dan mereka sama sekali tidak ingin membuka mulut sedikit pun. Dan disitulah misteri kuat yang ada dalam film ini. And i'd say this is a good mystery.

Dengan alur yang tidak lambat namun tidak cepat juga film ini mampu menyorot semua sudut pandang dan para tokoh, serta semua asumsi perihal apa yang tengah terjadi pada film ini. Sehingga akan membuat kita benar-benar ikut berasumsi atas kejadiannya. Film ini seperti bermain tebak-tebakan, dengan wawancara beerapa remaja dan guru perihal pekumpulan yang diasumsikan sebagai perkumpulan penyihir. Dengan alur yang sama sekali tidak membocorkan apa yang sebenarnya terjadi sedari awal hingga akhir, film ini sangat bagus memberikan rasa penasaran yang besar bagi kita.

Akting dari semua pemain pun sangat bagus, mereka mendapatkan role yang tepat, dengan memainkan peran yang sesuai dengan umur mereka. Sehingga, saya tidak terlalu risih dengan orang dewasa yang mengambil role anak remaja, dan muka mereka terlalu tua. Mereka bermain dengan sangat natural selayaknya remaja biasa, bahkan chemistry mereka satu salam lain pun sangat baik.

Namun, entah mengapa setelah pertengahan akhir, film ini terasa terlalu terburu-buru sehingga asumsi yang saya pegang meyakinkan saya bahwa itulah yang akan terjadi sebenarnya, dan ya ternyata benar. Film ini sayangnya tidak terlalu mengemas dengan baik bagaimana misteri tersebut akan dikuak, sebenarnya mungkin karna ekspetasi saya cukup tinggi, karena film ini memiliki misteri ang cukup bagus sedari awal, sehingga saya sangat berharap saat misterinya tersebut terkuak akan menjadi cukup epik. Endingnya pun bagi saya tidak terlalu memuaskan dan terlalu biasa saja, and they can do better.

Rating
75%

Komentar