Review: Tragedy Girls (2017)



Entah mengapa di antara film-film bergenre horror yang menjadikan hantu sebagai villain utamanya, saya sendiri sedang mencari film slasher untuk menyegarkan mata. Mungkin saya sendiri sudah terlalu lelah melihat penampakan wajah hantu-hantu yang cukup menyeramkan, beberapa 'percikan darah' pun menjadi tontonan saya selanjutnya.

Film ini menceritakan dua orang gadis remaja yang menculik seorang pembunuh berantai (Kevin Durand) dan dijadikan sebagai panutannya. Sadie(Brianna Hildebrand) dan Mckayla (
Alexandra Shipp) menjadikan diri mereka pembunuh demi mencapai popularitas yang mereka inginkan. Mereka menjadikan kota kecil temmpat mereka tinggal menjadi tragedi atas berkeliarrannya pembunuhan yang bukan lain dilakukan oleh mereka.

Awal kesan saya saat menonton film ini di scene awal adalah, slasher flick 80-90's. entah mengapa sang pembunuh berantai yang menggunakan pisau sebagai senjata utamanya sangat mengingatkan saya sendiri pada film scream dan sejenisnya. But, saat saya melihat menit-menit selanjutnya dari film ini, seperti pencampuran antara film Mean Girls dan Scream itu sendiri. Kenapa? Karna Brianna dan Alexandra cukup bagus dalam memerankan karakter yang bitchy  dan sassy. Kita sendiri bisa mencintai atau membenci bahkan keduanya untuk karakter ini.

Alur cerita yang cukup menarik sebenarnya sudah membuat film ini mendapat nilai plus tersendiri. Dengan akting para aktor disini juga menjadi tambahan tersendiri. Jangan lupa ini adalah film comedy juga, dan jokes yang di berikan di film ini tidak garing juga, hanya cukup membuat saya sendiri tersenyum. Pendalaman karakter di film ini juga cukup bagus, meski ada beberapa karakter yang di perkenalkan secara singkat pun kita masih bisa mengenali karakter itu. 

So let's talk about gore, slasher tanpa darah itu seperti masakan yang sangat hambar, bahkan katakanlah bukan makanan. Untung sekali Tragedy girls tidak seperti film Prom Night yang mana bercerita tentang pembunuhan juga pada gadis-gadis remaja. Tragedy Girl mempunyai cara tersendiri untuk menyuguhkan pembunuhannya, diselingi beberapa jokes, film ini sukses memberikan pengeksekusian indah pada scene pembunuhannya. Jangan tanya soal darah, disini cukup banyak darah. Namun entah mengapa properti mayatnya seperti kurang realistis atau terlihat boneka. But it's still pretty.

Jika saya bilang film ini istimewa, saya akan bilang tidak. Saya akan mengatakan Mediocore. Karna film ini sendiri mungkin hanya bisa dikatakan cukup fun untuk menghibur. Not bad but not berfect too. biasa biasa saja. Saya akui cukup senang dengan plot yang disuguhkan, karna unik dan cukup jarang mungkin. Meski banyak film yang menceritakan psikopat wanita yang suka bunuh kesana kemari. Kita disini akan ditampilkan bagaimana amatirnya Sadie dan Mckayla dalam mengeksekusi korbannya dan tentunya diselingi jokes juga.

Motif pembunuhan Sadie dan Mckayla juga cukup unik. Dengan persahabatannya, mereka asyik membunuh kesana kemari. Saya akuin cukup kesal denga bitchy nya mereka namun kadang suka ketawa sendiri melihat tingkah mereka yang berusaha dengan keras agar sukses membunuh korbannya. Kita sendiri tidak semena-mena disuguhkan pembunuhan tanpa alasan jelas itu. Kita juga tentunya diceritakan sedikit, masa lalu Sadie dan Mckayla saat mereka pertama menjadi 'sadis'.

The rating is
60%

Komentar