Review: Dead Rush (2016)





Dead Rush adalah film tentang akhir dunia seperti yang kita tahu, seperti yang terlihat melalui mata satu orang yaitu David (David Michael Moote), karena ia membawa kita melalui perjalanannya yaitu sebelum, selama dan setelah kiamat zombie.

mungkin aku agak ketipu ketika mau streaming film ini. Di kala aku lagi bosen dan ingin cari tontonan, akuu liat film ini di tempat web tempat biasa aku streaming. Dengan poster yang lumayan ngingetin aku dengan Hardcore Henry, dan katanya film ini sendiri pakai sudut pandang orang pertama, dan aku makin suka. aku harap film ini bakalan keren mirip Hardcore Henry yang lari-lari dan mungkin film ini juga bakalan lari-lari dari kejaran zombie. Siapa yang gak nyangka kalau semua tebakanku dan haarapanku melesat jauh banget.

Satu kesalahan besar saya setiap nonton film adalah, enggak berusaha cari tahu tentang sinopsis dari film atau beberapa ulasan tentang sang film. Mungkin saya sendiri salah satu tipe orang yang lebih senang dikejutkan lewat filmnya sendiri. Entah itu karna plotnya atau tetiba film yang ditonton sendiri jelek. Sangat banyak kejutan banget dan mungkin cara itu enggak patut untuk ditiru karna hanya akan membuang-buang waktu saja. Memang di awal film kita sudah di sajikan menggunakan sudut pandang orang ertama dan bahkan karakter utama kita adalah sebagai anak kecil. Di awal film sudah disuguhkan lari-larian dan saya suda berasumsi kalau film nya akan bagus dan lari-larian terus. Yah... salah besar banget.


Dengan opening yang seperti nya sudah menjanjikan bakalan banyak adegan kejar-kejaran antara sang tokoh utama dengan zombie, tidak berjalan dengan baik. Setelah opening kita mengambil waktu 3 minggu sebelumnya yang mungkin akan menjelaskan bagaimana awal mula si zombie bisa ada gituh. Kembali memakai sudut pandang orang pertama, kita menjadi tokoh David yang hidup dengan istrinya. Jujur disini meski kita tidak tahu bagaimana wajah David, dengan melontarkan dialog demi dialog saja si david terkesan tidak bisa memberikan emosinya. Sehingga, film yang notabene menggunakan sudut pandang orang utama yang kebanyakan menganddalkan suara si tokoh utama agar kita mengetahui perasaan dan keadaan tokoh utama. Semuanya terasa gagal.

Selain sang tokoh utama, tokoh lain pun berakting seperti alakadarnya saja. Dialog yang asal dilontarkan tanpa di beri emosi terlebih dahulu semakin memperburuk akting semuanya. Mungkin film ini memang tidak terlalu fokus pada horrornya dan lebih mengutamakan survivalnya. Menurut aku alurnya pun sebenarnya buat ngantuk banget. belum sampai setengah jalan pun aku sudah suntu dan mau ganti film. Tapi, aku pun maksain diri buat nonton film ini dengan sungguh sabarnya.Entah kenapa semua perccakapan antar tokoh satu dengan tokoh yang lain terasa hambar dan makin bikin film ini suntuk dan bosenin. Entah aku yang terlalu ga peka atau memang semuanya ngomong tanpa perasaan dan emosi di film ini.

Aku juga gak terlalu mentingin siapa nama tokoh satu dan yang lain. Karena, entah perkenalannya pun terasa gak penting. Dan  bahkan aku gak peduli berapa zombie yang telah di bunuh di film ini atau siapa saja yang mati. Ya, aku tidak trlalu peduli. Entah apa yang bikin aku tidak peduli sampai seperti ini. Mungkin aku masih bisa toleransi untuk film 'buruk' dari segi alur. Tapi, untuk film 'buruk' dengan dialog yang tanpa perasaan itu seperti makan kuaci tapi enggak ada isinya. Bikin males dan enggak guna.

Aku cukup suka dengan bunuh buuhannya, sayang banget di beberapa scene darahnya kayak kecap, aku malah tau alasan mengapa zombie makan manusia di film ini. Mereka nyari kecap buat makan. Aku pun cuma agak ngeri dengan satu scene dan yang lainnya entahlah mungkin aku enggak peduli. Dan benar banget ini salah satu film yang enggak aku peduli karna mungkin'buruk'. Sebenarnya jujur banget film ini bakalan jadi film yang bagus kalau ya... emang niat sih.
Film ini juga punya alur yang cukup bagus dan ada beberapa scene yang mungkin akan keren jika di buat lebih seram dan banyak darah. Dan mungkin film ini juga agak minim darah dan bunuh zombienya juga agak minim.
Mungkin film ini akan cocok untukk orng yang cuma mau bunuh waktu dan ekstra sabar. Karena yah... buat aku gak cocok

The ranting is
20%

Komentar