Review: The Last House On the Left (2009)


"You're going to be fine.  "


The Last House on the Left bercerita tentang Emma (Monica Potter) dan John Collingwood (Tony Goldwyn), dan putri mereka, perenang kompetitif Mari (Sara Paxton) sedang berlibur ke rumah danau mereka. Tak lama kemudian, Mari meminjam mobil keluarga ke kota untuk menghabiskan waktu dengan temannya Paige (Martha MacIsaac).

Paige adalah seorang pekerja kasir di toko lokal, ia dan Mari bertemu Justin (Spencer Treat Clark), seorang remaja yang mengajak mereka berdua kembali ke kamar motel pinggir jalan untuk merokok. Sementara tiga temannya yang nongkrong di kamar motel, anggota keluarga Justin kembali: Krug (Garret Dillahunt), ayah Justin; Francis (Aaron Paul), paman Justin; dan Sadie (Riki Lindhome), pacar Krug.
Krug menunjukkan Justin sebuah koran lokal yang memiliki Krug dan Sadie gambar di halaman depan, dan yang menjelaskan bagaimana Sadie dan Francis dari tahanan polisi dan menewaskan dua petugas yang mengangkut dia.

Percaya itu terlalu berisiko untuk membiarkan Paige dan Mari pergi, ia dan temannya menculik mereka dan menggunakan mobil mereka untuk meninggalkan kota. Sementara Krug mencari jalan, Mari meyakinkan dia untuk mengambil jalan yang mengarah ke danau rumah orang tuanya.

Mungkin beberapa orang pecinta horror revenge dan semacamnya, enggak bakalan asing dengan judul film ini. Entah aku yang ketinggalan jaman atau apa,, tapi aku baru saja selesai menonton film ini barusan. Entah kenapa aku baru kepikiran tentang film ini ketika mikir mau nonton apa. Berhubung engga ada film nya di laptop jadilah aku nonton streaming.

 Dengan film yang berdurasi kurang lebih 114 menit, film ini mampu membuat kita yakin bahwa sang penjahat-penjahat itu begitu menyebalkannya sampai cepat-cepat bedoa agar mati dengan sadisnya. Dan dengan durasi yang segitu, film ini mmpu mengajak kita dengan mudah nya untuk mengikuti Mari dan keluarganya berlibur yang berujung petaka bagi mereka. Film ini cukup dan tidak terlalu terburu-buru dengan durasinya, meski saya minta nambah untuk bagian klimaks ketika mereka ngebunuh penjahatnya satu persatu, tapi apa daya aku bukanlah sang sutradara.

Jika di bandingkan dengan film I spit on your grave (yang mana saya nontonnya ga selesai karna di marahin) film ini lebih sopan ketika menyiksa sang penjahat, tapi entahlah dengan penjahat yang memiliki attitude super menyebalkan aku rasa kurang. Aku yang tipe nya senang melihat penjahat mati dengan sadis merasa kurang. Tapi aku puas melihat sang ibu dan ayah team up untuk menghajar para penjahatnya. Hah bravooo.

Ada beberapa orang bilang kalau film ini jauh lebih sopan dari film terdahulunya, dalam masalah rape dan bunuh membunuhnya. Aku sendiri enggak tau benar atau tidaknya, tapi film ini bagus dalam adegan kekerasannya. Entah mengapa aku selalu menskip adegan Rape, karna aku paling engga senang juga dengan adegan macam itu. Well ... ya untungnya engga terlalu grafik atau detail banget adegan rapenya, tapi aku tetep skip hehe.

Alur yang cukup simpel dan pandai dalam memutuskan apa yang akan di tampilkan dalam menit selanjutnya. Film sangat baik, dengan penjahat yang memorable menyebalkannya, orang tua yang badass, anaknya pun sebenarnya engga lemah banget, dia pinter ngelawan dan kuat. Untuk sebuah film Revenge film ini sanga sangat menghibur. Kita tidak perlu menunggu lama dan lama sekali untuk klimaksnya, karna kita akan di buat benci banget sama para penjahat penjahat itu dan baaam mereka akan di habisi.

Saya sendri merasa sangat puas ketika melihat satu perastu karakter jahat disini di bunuh. Tapi, saya pun menaruh hati alias iba dengan salah satu karakter yaitu Justin, Saya sendiri sepanjang film melihat justin saya harap dia enggak bakalan di bunuh oleh emak dan bapak si cewe. Karna Justin sebenernya ga salahhhhh. Dengan dialog dan nada bicara penjahatnya, menambah point menyebalkannya. Jujur penjahat disini paling menyebalkan aku rasa, dan betapa lega sekali melihat mereka di bantai dengan asyik oleh pasangan suami istri itu.

Dan ketika mereka mengetahui bahwa rumah yang di datangi mereka adalah ruah sang korban, betapa senangnya aku. Dan siap-siaplah mereka di cincang oleh emak dan bapak si anak. BTW, Endingnya cukup bagus karna masih ada adegan bunuh bunuhannya juga, dan itu menjadi penutup yang Super awesome

Overall... Film ini merupakan film Revenge yang bagus, Bisa di bilang kekerasan disini tidak terlalu nganu alias over banget dan aku sangat senang. Dan film ini patut di tonton untuk kalian yang suka film Revenge.

The Ranting
80%

Komentar