- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Diposting oleh
Sam Michaelis
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
"I am the condor. The Keeper of the Souls. I eat death for breakfast. I live in a house of blood and I accept that."
bercerita tentang sebuah kota kecil bernama Riverton. Riverton adalah sebuah kota kecil yang sederhana, tenang dan juga damai. Namun tidak pernah ada yang menyangka bahwa enam belas tahun yang lalu terjadi tragedy yang mengerikan di dalam kota kecil tersebut. Sebuah peristiwa yang kemudian mengubah kota tersebut untuk selamanya.
Oh Wes Craven...
Begiu rindu nya saya kepada film-film mu yang akhirnya membuat saya mencari
film di laptop saya dan akhirnya sangat senang ketika menemukan film mu ini.
Entah saya pun lupa kapan saya mendownload film ini tapi saya sangat senang
ketika benar-benar menemukan film ini. Sebelum saya menonton film ini, saya pun
mencari-cari di IMDB dan ranting nya kecil dan banyak bad Reviw disana. Tapi,
hal ini engga bikin saya pantang mundur untuk menonton film ini.
Di awal film kita
di buka dengan adegan yang langsung to the point tsadeeesssttt. Dan saya disana
langsung bertany-tanya ada apaan sih ko ga ngerti, dan akhirnya di jelaskanlah
oleh salah satu tokoh wkwkwk. Film ini enggak jauh dari kata ke klise-an Slasher
movie, dengan sekelompok remaja yang sau persatu di bunuh dan salah satu remaja
sok berkuasa dan jadi tukang bully. Well … sangat pas, tapi saya paling senang dengan
konsep semua remaja yang sibunuh memiliki hari ulang tahun yang sama dan mereka
lahir ketika sang pembunuh berantai Abel Plenkov mati di kota. Dan mereka
tinggal menunggu siapa yang menjadi reinkarnasi Abel.
Disini kostum sang pembunuh menurut aya cukup creepy dan
entah mengapa suka ngagetin ketika munculnya. Jumpscaenya bekerja dengan baik
dan saya kaget beberapa kali. Meski tone dari film ini tidak segelap film
Scream, tapi film ini bisa memberikan keasyikan kejar-kejaran antara sang
pembunuh dan yang mau di bunuh. Dengan mengusung tema dua jiwa dalam satu tubuh
alias kepribadian ganda, film ini bisa dnegan baik menjelaskan konsep itu.
Namun sayang, entah mengapa pengeksekusian film ini terlihat terlalu cepat dan
bahkan saya kurang puas dengan penggambaran karakter di film ini dan latar
belakang mereka.
Beberapa karakter hanya terlihat seperti penghias saja tanpa
background character yang jelas. Sang pembunuh pun kurang di jelaskan
background characternya mengapa kepribadian ganda itu muncul. Meski film ini
tidak terlalu sadis tapi cukup menghibur dengan adegan tusuk menusuknya. Dan Entah kenapa tebakan saya mengenai sang pembunuh salah disini, dan twist endingnya menurut saya cukup bagus.
Overall, film ini cukup menghibur untuk yang menyukai
slasher ringan seperti saya (saya mah suka slaher apa ajah wkwkwk ). Meski ini
bagus, jika di bandingkan dengan film Wes Craven lainnya, mungkin film ini
merupakan film terselemahnya.
The Ranting is
55%
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Just an ordinary human who really loves anything labeled horror
Komentar
Posting Komentar