- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Diposting oleh
Sam Michaelis
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Double Review kali ini adalah dua film Horror slasher Remake Yaitu Prom Night dan Sorority Row. yang mana sama-sama menampilkan mbak-mbak cantik hehe.
"Three years ago... a high school teacher got obsessed with a female
student... He went psycho!... He's been in a maximum security prision
until three days ago."
mengisahkan tentang seorang remaja wanita bernama Donna Keppel. Donna
yang masih duduk di bangku SMU ternyata secara diam-diam ditaksir oleh
salah satu gurunya yaitu Fenton. Namun hubungan tersebut tentunya tidak
pernah disetujui oleh siapapun. Hingga akhirnya orang tua dari Donna
mencoba melapor ke pihak sekolah untuk menjauhkan Fenton dengan Donna.
Hal
tersebut nyatanya membuat Donna begitu sakit hati dan membuatnya
memutuskan untuk mendatangi rumah Donna untuk menjemputnya. Ternyata
Donna sedang tidak berada di rumah dan Fenton hanya bisa menemui kedua
orang tua dari Donna. Namun Fenton tidak percaya bahwa Donna sedang
tidak berada di rumah dan menduga bahwa keluarga Donna mencoba
menyembunyikannya.
Well... Prom night, suatu malam pesta yang sangat di dambakan oleh para murid pastinya. Sebenarnya aku belum pernah menonton film originalnya, jadi aku tidak akan me review berdasarkan perbandingan antara yang ori atau remakenya, aku hanya me review berdasarkan ya... filmnya.
Sebenernya film ini sednrii udah punya alur yang cukup menarik unttuk di jadikan film slasher. Entah sayang sekali Film ini gagal dalam memunculkan film slasher yang kita idam-idamkan dengan darah yang menghiasi filmnya.
Untuk Akting sendiri ya katakanlah bagus. Donna juga sudah bisa tampak sebagai klise-an di film slasher, sebuah rule yang memang tersembunyi sendiri yaitu gadis pirang menyebalkan. Dan entahlah, dengan film yang 17+ untuk kekerasan dan darah, namun film itu tidak bisa memaksimalkan munculnya unsur-unsur blood, gore and violence. Bisa di katakan kamu sedang membakar sate namun hanya tusuknya saja yang di bakar. Yap, engga ada yang ingin kita bakar. ENtah mengapa film slashernya pun akhirnya menjadi film drama aku engga ngerti.
Dan beberapa karakter gak ada yang lovable banget, malah entah mengapa aku benci dengan beberapa karakter yang bodohnya gak ketulungan. Dengan sang pembunuh yang menurut aku sendiri kurang memorable dan membuat greget, film ini sudah bikin saya sendiri malas nonton. Dan ketika sang karakter di bunuh pun, awalnya aku mengharapkan gore-gore yang bisa di katakan cukup menghibur, namun sayang darah pun tidak maksimal. Dan entahlah film ini buruk.
Dan memang aku sendiri nyesel nontonnya meski film ini masih bisa di jadikan film yang bikin orang insomnia jadi ngatuk. Dan aku sama sekali ga mau nonton.
The Rating is
15%
bercerita tentang sebuah perkumpulan mahasiswa Theta Pi. Salah satu
anggotanya yang bernama Megan pada suatu hari mendapati kekasihnya yang
bernama Garrett selingkuh dan main gila di belakangnya. Ia pun meminta
tolong pada anggota Theta Pi yang lain untuk membantunya membuat Garrett
malu. Ia meminta tolong Cassidy, Jessica, Ellie, Claire dan saudara
perempuan Garrett yang bernama Chugs. Mereka pun segera membuat rencana.
Setelah dirasa semuanya matang, mereka segera melaksanakan rencana
tersebut. Megan berpura-pura mati di depan Garrett ketika ia sedang
bercinta dengannya. Kemudian, Garrett dan para perempuan itu membawa
Megan ke sebuah danau dimana mereka akan membuang mayat Megan. Jessica
berkata bahwa mereka harus mengeluarkan udara dari paru-paru Megan agar
ia bisa tenggelam. Garrett pun langsung menusuk dada Megan dan
membuatnya benar-benar mati. Mereka kemudian membuang mayatnya dan
berjanji tak akan memberi tahu siapapun.
Well katakanlah film ini merupakan film yang cukup menghibur dengan tema slasher. Dengan alur yang memang menari, seperti prank gone wrong yang sedang viral di yutub. Dan hasil dari prank gone wrong di film ini adalah terbunuh nya satu persatu para karakter di film. Dengan di temani mbak-mbak yang cantik di film ini, dan untungnya mbak-mbak yang cantik ini mempunyai akting yang cantik juga, katakanlah bagus.
Untuk slashe disini, gore, kekerasan, darah bisa di katakan cukup dan tidak mengecewakan. Meski memang tidak terlalu over darahnya, namun beberapa adegan pembunuhannya disini masih bisa bikin saya sendiri bergidik ngeri dan ngilu. Dan entah mengapa saya sendiri senang dengan sang pembunuhnya yang membunuh dengan cukup sadis dan senjata pembunuhnya pun unik menurut saya. Dan untungnya disini karakter utamanya cukup tangguh dalam menghadapi sang pembunuh.
Untuk pembunuhnya, well bisa di katakan enggak terduga. Beberapa karakter di film ini aku kira pembunuh ternyata salah telak, dan motif dari sang pembunuhnya pun memang cukup unik namun terkesan agak aneh. Dan alur di film ini pun memang bagus namun ketika di tuangkan ke dalam film, terkesan terlalu terburu-buru sepertii di kejar-kejar oleh hutang. Tapi film ini juga mampu menghibur kita sendiri. Dan entah mengapa filmnya terkesan tidak terlalu kokoh juga. Untuk twist ending cukup bagus juga.
But it's a good slasher movie but just good enough
the ranting is
52%
Sebenernya film ini sednrii udah punya alur yang cukup menarik unttuk di jadikan film slasher. Entah sayang sekali Film ini gagal dalam memunculkan film slasher yang kita idam-idamkan dengan darah yang menghiasi filmnya.
Untuk Akting sendiri ya katakanlah bagus. Donna juga sudah bisa tampak sebagai klise-an di film slasher, sebuah rule yang memang tersembunyi sendiri yaitu gadis pirang menyebalkan. Dan entahlah, dengan film yang 17+ untuk kekerasan dan darah, namun film itu tidak bisa memaksimalkan munculnya unsur-unsur blood, gore and violence. Bisa di katakan kamu sedang membakar sate namun hanya tusuknya saja yang di bakar. Yap, engga ada yang ingin kita bakar. ENtah mengapa film slashernya pun akhirnya menjadi film drama aku engga ngerti.
Dan beberapa karakter gak ada yang lovable banget, malah entah mengapa aku benci dengan beberapa karakter yang bodohnya gak ketulungan. Dengan sang pembunuh yang menurut aku sendiri kurang memorable dan membuat greget, film ini sudah bikin saya sendiri malas nonton. Dan ketika sang karakter di bunuh pun, awalnya aku mengharapkan gore-gore yang bisa di katakan cukup menghibur, namun sayang darah pun tidak maksimal. Dan entahlah film ini buruk.
Dan memang aku sendiri nyesel nontonnya meski film ini masih bisa di jadikan film yang bikin orang insomnia jadi ngatuk. Dan aku sama sekali ga mau nonton.
ketika di tanyain mau nonton film ini lagi |
The Rating is
15%
"Ellie, no one is dead! Well, Megan."
Well katakanlah film ini merupakan film yang cukup menghibur dengan tema slasher. Dengan alur yang memang menari, seperti prank gone wrong yang sedang viral di yutub. Dan hasil dari prank gone wrong di film ini adalah terbunuh nya satu persatu para karakter di film. Dengan di temani mbak-mbak yang cantik di film ini, dan untungnya mbak-mbak yang cantik ini mempunyai akting yang cantik juga, katakanlah bagus.
Untuk slashe disini, gore, kekerasan, darah bisa di katakan cukup dan tidak mengecewakan. Meski memang tidak terlalu over darahnya, namun beberapa adegan pembunuhannya disini masih bisa bikin saya sendiri bergidik ngeri dan ngilu. Dan entah mengapa saya sendiri senang dengan sang pembunuhnya yang membunuh dengan cukup sadis dan senjata pembunuhnya pun unik menurut saya. Dan untungnya disini karakter utamanya cukup tangguh dalam menghadapi sang pembunuh.
Untuk pembunuhnya, well bisa di katakan enggak terduga. Beberapa karakter di film ini aku kira pembunuh ternyata salah telak, dan motif dari sang pembunuhnya pun memang cukup unik namun terkesan agak aneh. Dan alur di film ini pun memang bagus namun ketika di tuangkan ke dalam film, terkesan terlalu terburu-buru sepertii di kejar-kejar oleh hutang. Tapi film ini juga mampu menghibur kita sendiri. Dan entah mengapa filmnya terkesan tidak terlalu kokoh juga. Untuk twist ending cukup bagus juga.
But it's a good slasher movie but just good enough
the ranting is
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Just an ordinary human who really loves anything labeled horror
Komentar
Posting Komentar