Review: The Autopsy of Jane Doe (2016)

"What Happened to you?"
 
bercerita tentang penemuan mayat wanita yang tak dikenal di kota kecil Virginia. Peristiwa mengerikan dan sulit dijelaskan mulai menyiksa para petugas kamar mayat yang dibebankan untuk melakukan otopsi terhadap Jane Doe. Tak lama kemudian seorang patologi bernama Tommy Tilden dan putranya yang bernama Austin menemukan bukti teknis penyiksaan dari hari-hari perburuan penyihir. Ketika mereka terjebak di kamar mayat oleh karena badai ganas, Tommy dan Austin harus berusaha melalui dendam mengerikan yang secara mendadak ditularkan dari tubuh Jane Doe kepada mereka.

baru saja saya sendiri menyelesaikan film yang sedari tadi menjadi list film horror marathon yang saya lakukan selama liburan. Dan untungnya film ini sesuai ekspetasi dan tidak mengecewakan.
awalnya mungkin film ini akan membuat kita berfikir tentang autopsi mayat dan hanya berkecimpung dalam itu saja. tapi memang benar kok. Film ini memiliki alur yang singkat seperti itu. Hanya tentang ayah dan anak yang mengautopsi mayat wanita, namun ia pun menemukan keanehan dalam mayatnya.

Awalnya kita akan digiring dengan rasa penasaran akan mayat wanita yang disebut namanya dengan Jane Doe. Siapa dia dan bagaimana ia mati. Bahkan mayatnya yang utuh tanpa goresan sedikit pun membuat kita semakin penasaran. Dengan rasa penasaran yang di tumbuhan setelah beberapa menit awal, film ini mampu membuat kita semakin penasaran apa  yang akan terjadi. Untuk para pemainnya pun menyuguhkan dengan akting yang bagus, membuat film ini semakin bagus. Hubungan erat antara sang anak dengan sang ayah pun membuat film ini semakin asik untuk di tonton, dan untuk para aktor seperti Brian Cox pun tidak kaku dalam memerankan perannya itu.

Sound effect dalam film ini terkesan membangun suasana yang sudah mencekam setiap menitnya. Dan untungnya sangat tepat untuk diberi pasokan jumpscare di setiap scenenya. meski beberapa jumpscare terlihat bisa di tebak, namun jumpscaennya tidak dipaksakan dan semakin membuat kita takut. Dengan mengusng tema penyihir, film ini dapat membangkitkan atmosfer horror dan ketegangan yang bisa di katakan tidak murahan.

ada banyak adegan yang membuat kita merinding sejenak ketika adegan autopsi. film ini juga tidak terlalu bertele-tele, dan semakin banyak kejanggalan yang kita temui saat autopsi yang di lakukan, maka semakin banyak keseraman yang kita dapatkan. Jadi mungkin untu penonton yang paling senang di takut takuti secara instan, mungkin film ini tidak terlalu seram. TApi untuk saya yang sangat menyenangi film seperti ini, yang cara menakut-nakutinya hampir sepadan dengan Last Shift, film ini cocok untuk saya.

untungnya film yang hanya mengambil satu lokasi di hampir seluruh filmnya, film ini tidak membosankan karna ya emang film ini tidak bertele-tele. Dan film ini juga sangat tahu dimana kita harus meletakkan jumpscare dan dimana kita harus menakut-nakuti dahulu para penonton.

Overall film ini film yang bagus hampir dekat dengan kata sempurna namun belum sampai. Film ini mampu membangun ketakutan secara perlahan dan membuat kita merasakan apa yang dirasakan oleh kedua tokoh utama tersebut.

The Ranting Is
85%

Komentar