Review: Nobody Sleeps In The Woods Tonight (2020)

 

Sekelompok remaja yang kecanduan teknologi, mengikuti sebuah perkemahan offline dimana mereka sama sekali tidak memperbolehkan gadget jenis apapun ada disana. Mereka menghabiskan waktu dalam perkemahan tersebut tanpa teknologi apapun, diharapkan agar menyembuhkan kecanduan mereka. Namun, siapa sangka perkemahan yang penuh dengan aktivitas menarik tersebut berakhir menjadi sebuah neraka saat satu persatu dari mereka dibunuh dengan sadis di hutan. Dengan cepat, perkemahan tersebut menjadi mengerikan dan mereka harus mencoba bertahan hidup dari pembunuh yang mengancam nyawa mereka.

Setelah dikecewakan oleh reboot dari film Wrong Turn tahun ini, saya memutuskan untuk tidak menonton film slasher untuk beberapa waktu. Bukan karna kekecewaan saya, namun pada saat itu saya sendiri sedang ingin nostalgia dengan film slasher era tahun 2000-an, dan akhirnya saya tidak sengaja menemukan film ini yang pada saat itu direkomendasikan oleh kawan saya sendiri. Saat melihat infonya di IMDB, saya sedikit pesimis melihat ratingnya yang cukup kecil, namun saya berfikir apa salahnya saya menonton film berating kecil lagi? Bagaimana jika film ini ternyata tidak begitu buruk? Dan akhirnya memberanikan diri saya langsung menonton film ini.

Saat film ini mulai, saya langsung teringat kembali pada film-film slasher era tahun 2000-an, padahal saat itu masih babak awal dari film. Namun segala aspek yang hadir dalam film ini membuat saya kembali bernostalgia. Mungkin bagi para pecinta film slasher –seperti saya, akan memahami maksud saya saat menonton film ini. Dibuka dengan perkenalan pada penjahat yang akan membantai tokoh tercinta kita di film ini, dan ternyata penjahatnya bukanlah manusia biasa, melainkan monster mutan. Dari situ saya merasa kembali bernostalgia lagi, karna saya sendiri cukup jarang menemukan film slasher yang menggunakan monster mutan sebagai villain di era horror modern ini. Hal tersebut membuat saya berfikir bahwa film ini seperti dibuat sebgai tribut bagi film-film slasher yang cukup terkenal pada masanya.

Kemudian kita diperkenalkan pada para tokoh yang akan menemani kita sepanjang film, berusaha untuk bertahan diri dari sang villain ataupun hanya sekedar menambah body count saja. Kita akan bertemu dengan sekelompok remaja yang terdiri dari; Zosia (Julia Wieniawa-Narkiewicz) yang merupakan seorang gadis pendiam yang nampak seperti menyimpan sesuatu, Julek (Michal Lupa) seorang remaja nerd, Aniela (Wiktoria Gasiewska) gadis cantik yang cukup populer di kalangan remaja laki-laki, kemudian ada Bartek (Stanislaw Cywka) dan Daniel (Sebastian Dela). Kita juga akan ditemani oleh pemandu perkemahan yaitu Iza (Gabriela Muskala). Melihat jajaran karakter yang ada di film ini, memang tidak jauh dari ke klise-an film horror slasher, dimana sekelompok remaja yang diburu oleh sang penjahat di sebuah hutan.

Kabarnya dari sebuah artikel yang ku baca, sang sutradara Bartosz M. Kowalski mengatakan bahwa belum ada film slasher dari Polandia dan akhirnya ia membuat film ini sebagai pengenalan film slasher  dari Polandia. Dan tentunya sebagai sebuah film pembuka genre slasher dari Polandia, Bartosz M. Kowalski menggunakan beberapa unsur mainstream yang ia gunakan dalam filmnya. Tentunya kita bisa melihat berbagai unsur tersebut, sekelompok remaja yang melakukan perjalanan di tempat yang jauh dari pemukiman, sulitnya akses telefon atau internet, dan pembunuh yang siap untuk membantai mereka. Saya sendiri sangat teringat pada film Wrong Turn (2003) saat melihat film ini, dan saya memakluminya karna ini adalah film slasher pertama dari Polandia dan mungkin menggunakan pendekatan yang mainstream agar mudah diterima oleh para penonton.

Untuk sebuah film yang memiliki beragam keklisean film slasher, saya merasa bahwa film ini tidak begitu buruk. Saya sendiri menaruh harapan yang tidak begitu besar pada film ini, bahkan bisa dibilang cukup pesimis. Karna saya sendiri menemukan cukup banyak sekali film slasher yang memang terinspirasi dari film Wrong Turn (2003) ataupun The Hills Have Eyes yang mana mereka adalah film slasher yang cukup populer pada masanya, dan kebanyakan film yang terinspirasi tersebut seperti sedikit ketakutan untuk membuat film tersebut berbeda dari inspirasinya. Namun, film ini sendiri untungnya memiliki arah sendiri, dalam artian Bartosz M. Kowalski selaku sutradara tau apa yang akan ia lakukan agar filmnya tidak seperti copy-paste dari film yang dijadikan inspirasinya itu. Meski secara keseluruhan saya bisa menebak apa yang akan terjadi dan siapa saja yang akan hidup, namun film ini tidak lah membosankan. Karakter yang hadir dalam film ini pun tidak menyebalkan dan cukup mudah untuk disukai, meskipun bisa dibilang mereka sangat sering melakukan hal-hal bodoh yang berujung pada petaka. Yah, itulah salah satu ke klisean film slasher  yang sangat sulit dihindari. Gore yang hadir pada film ini pun cukup memuaskan mata bagi para penonton yang memang sangat suka dengan gore, setidaknya Bartosz M. Kowalski tau apa yang harus ia suguhkan saat ia membuat film horror slasher. Para penonton tentunya mencari-cari adegan dimana sang pembunuhnya dengan sadis membunuh satu demi satu karakter yang ada, dan Bartosz M. Kowalski menyuguhkannya dengan cukup baik.

Karakter yang hadir dalam film ini tidak begitu memiliki perkembangan yang baik, kita akan mendapati beberapa karakter yang cukup hambar dan sudah kelihatan hadir dan hanya akan dijadikan body count saja. Namun, karakter yang memang sudah ditakdirkan menjadi body count itu tidak semata-mata tak memiliki kepribadian, mereka tentunya memiliki kepribadian namun tidak bisa digali lebih dalam saja. Bahkan kita akan tau siapa yang akan selamat pada akhirnya. Saya sendiri merasa bahwa beberapa karakter memiliki potesi survival yang bagus dan mungkin akan lebih menarik jika saja karakter tersebut hidup lebih lama dan diperlihatkan bagaimana mereka berusaha menyelamatkan diri dari pembunuh tersebut. Ada satu kematian karakter yang membuat saya sangat kecewa karna bagi saya karakter tersebut akan lebih menarik jika tidak dibunuh begitu, bahkan kematiannya pun cukup menggelikan dan membua saya menggelengkan kepala.

Dari segi alur, fim ini sendiri memiliki alur yang cukup menarik. Kita akan menemui beberapa karakter baru saat sang tokoh utama berusaha menyelamatkan diri dan mencari bantuan. Tidak begitu hambar dari perkiraan saya. Meskipun saya sendiri cukup gregetan dengan beberapa pilihan-pilihan yang dilakukan karakternya dan tentunya membawa mereka jatuh ke dalam lubang ke klisean, namun hal tersebut tidak begitu mengecewakan. Bahkan ada sebuah adegan yang cukup mengagetkan saya dan saya sendiri tidak mengira bahwa hal tersebut akan terjadi. Bartosz M. Kowalski selaku sutradara untungnya tidak semata-mata hanya membuat film slasher yang mudah dicerna oleh penonton sehingga tidak ambil pusing untuk membuat alur yang cukup menarik. Bartosz M. Kowalski juga menyuguhkan cerita bagaimana sang penjahat tersebut menjadi mutan, meskipun bagi saya hal tersebut cukup menggelikan dan kurang masuk di akal, namun hal tersebut setidaknya membuat kita sebagai penonton ‘kenal’ dengan sang penjahat tersebut.

Namun, yah kekecewaan saya sendiri masih berlandaskan pada alur dan penokohannya yang masih dirasa kurang dan seperti bingung ingin dibawa kemana. Karakter-karakternya terlalu sering melakukan hal bodoh, sehingga saya sangat sering bergumam dengan kesal. Mereka seperrti tidak bisa berfikir mana yang akan menyelamatkan diri mereka dan tidak, akhirnya beberapa dari mereka mati dengan bodoh. Beberapa scene juga hadir secara tiba-tiba entah dari mana asalnya, seperti kurang pas saja dengan apa yang disuguhkan oleh film ini. Scoring dari film ini pun cukup menganggu karna tidak begitu pas, entah mengapa akhir-akhir ini sangat banyak film yang menggunakan musik yang tidak pas dengan scene nya, sehingga adegan yang seharusnya menjadi tegang malah gagal.

Overall, film ini datang bagaikan surat cinta pada film horror slasher Amerika, dan surat cinta ini datang dari Polandia. Meskipun masih sangat banyak kekurangan dari film ini, saya sendiri cukup terhibur dengan film ini. Setelah dikecewakan oleh reboot Wrong Turn, film ini hadir sebagai nostalgia bagi para pecinta film slasher terutama Wrong Turn. Bisa dilihat dari bagaimana sang pembunuh mengeksekusi korbannya pun akan mengingatkan kita pada film Wrong Turn, karna beberapa memang sangat mirip. Sebagai film slasher penuh keklisean film ini tidak begitu buruk meskipun bisa menjadi lebih baik, setidaknya masih bisa terhibur oleh film ini.

Rating

50%

 

Komentar