Review: Still/Born (2017)


Mary (Christie Burke) merupakan seorang ibu yang baru melahirkan bayi kembar, ia mengalami depresi seteah kehilangan salah satu buah hatinya saat proses melahirkan. Ia dan suaminya, Adam (Jesse Moss) baru saja pindah ke rumah barunya. Mary yang masih terbayang-bayang akan salah satu buah hatinya, merasa bahwa sesuatu mengancam anaknya. Entah apakah itu hanya khayalan dia ataukah sesosok iblis benar-bena mengancam nyawa bayinya?

Bisa dibilang film ini mengangkat tema yang tidak baru, seorang ibu dan bayinya yang nyawanya terancam oleh iblis. Mungkin tema-tema seperti ini tidaklah baru namun saya sangat berharap memberikan penyajian baru terhadap tema ini. Saya sendiri tidak berharap banyak tentang film ini karena saya sendiri tidak sengaja menemukan film ini, namun saya juga sedikit berharap bahwa film ini tidak buruk.

Film ini sudah dibuka dengan Scene dimana Mary melahirkan bayi kembar namun hanya satu yang selamat, dan kita pun mengikuti keseharian Mary yang masih dihantui dengan kematian bayinya tersebut dan menghantarkannya pada terror yang membahyakan dimana ia tidak tau apakah itu hanya rasa takutnya atau memang benar adanya. Sebenarnya film ini memiliki ide yang cukup bagus yang akan membuat kita ikut bertanya-tanya mana yang benar? Sinematografi film ini pun tidak buruk dan dibantu dengan akting yang cukup baik dari Christie Burke sebagai ibu yang terkena depresi.

Film ini bisa dibilang memiliki pace yang agak lambat namun cukup cepat dalam mennampilkan terrornya, sehingga kita akan lebih mengikuti bagaimana Mary mengatasi terror tersebut dan mencari jalan keluarnya. Namun, entah mengapa saya cukup kesal dengan Mary, karena ia kerap kali melakukan hal-hal yang menurut saya bodoh, dan bahkan ia kembali mengulanginya lagi. Pada awal film kita sudah dijanjikan dengan Terror yang menghanti ibu muda ini, namun pengeksekusiannya yang cukup cepat dan bahkan bagaimana mereka mencar solusinya pun terbilang malas.


Mereka terlihat sangat mudah sekali untuk mendapatkan solusi, dimana menemukan artikel tentang iblis dan mengunjungi wanita yang ada dimuat di dalam artikel tersebut, sehingga kita tidak merasakan ketegangan dan perjuangan yang seharusnya ada, karena Mary medapatkan semuanya dengan mudah, kita hanya akan melihat tanpa menaruh emosi. Perubahan Pace yang sangat terlihat pun membuat saya sangat risih. Saya sangat berharap film ini akan tetap teguh dengan Pace lambat yang membangun seperti Babak awal dan pelan-pelan mengungkap terror tersebut. Mungkin penulis naskahnya bingung mau gimana, sehingga kita langsung diajak ngebut dan duduk diam kebingungan.

Jujur saja, film ini memiliki sosok hantu yang cukup menakutkan, namun sayang sekali penampakan nya cukup minim dan hanya mengandalkan suara kencang saja untuk jumpscarenya. Bahkan saya sendiri sangat-sangat mengharapkan bahwa Hantu itu akan muncul lebih sering, namun yah kenyataannya hanya suara nya saja yang sangat keras. PAdahal potensial hantunya sangat besar untuk dijadikan senjata utama untuk menakut-nakuti, namun film ini lebih memilih malas untuk melakukan itu. Bahkan beberapa jumpscarepun mudah ditebak dan diulang-ulang.

Meski film ini terbilang malas, namun babak akhir dari film cukup menegangkan dan sangat disayangkan bahwa hanya babak akhir yang hanya benar-benar menegangkan, dan bahkan melihat Mary yang berusaha mati-matian menyelamatkan bayinya cukup menyentuh. Kita pun diberikan sebuah ending yang cukup mengenaskan dan bahkan pada endingnya kita langsung di cut pada momen yang cukup membuat kita cukup merinding, penasaran dan bertanya-tanya.

Rating
45%

Komentar