Review: Unfriended Dark Web (2018)




Di tengah kesibukan saya sendiri, saya menanti film ini dan akhirnya terbalaskan juga. Saya sendiri cukup menyukai  film pertamanya karna cukup menarik bagi saya sendiri meski filmnya tidak sempurna. Dan akhirnya film ini datang dan aku hanya berekspetasi film ini akan lebih baik dari pendahulunya. Untungnya ekspetasi ku tidak terlalu mengecewakan.

Film ini dibuka dengan seorang pria bernama Mathias (Colin Woodel) yang mencoba masuk ke dalam sebuah laptop, pada akhirnya berkomunikasi dengan kekasihnya yang Tuna rungu bernama Amaya (Stephanie Nogueras). Namun saat ia sedang berkomunikasi dengan kekasihnya, ia mengalami kesulitan pada Laptopnya. Pada akhirnya pun rahasia laptop milik Mathias terkuak, dan teman-temannya yang sedang Video Call dengannya pun terancam nyawanya.


Ekspetasi saya untuk film ini memang cukup besar, dan hanya berharap bahwa film ini akan lebih baik dari film pendahulunya. Untungnya, ekspetasi saya kali ini cukup baik dan tidak mengecewakan. Film ini dibuka dengan Mathias yang sedang mencoba login, dan saat ia mulai mengoperasikan laptopnya pun kenehan mulai mucul, dari  forced close dan hilangnya aplikasi. Dari awal pun kita sudah disuguhkan sebuah misteri dari laptop milik Mathias itu, dan itu yang  menjadi fokus utama dari film ini. Apa sebenarnya isi di laptop milik Mathias?

Film ini memiliki keunggulan yang cukup banyak dari pendahulunya, dari bagaimana pengenalan karakter utama kita -Mathias- dan hubungannya dengan kekasihnya yang rumit, dikarenakan kekasihnya adalah seorang tuna rungu. Namun, cukup sayang kita tidak terlalu diperkenalkan cukup jauh tentang teman-teman Mathias, dan itu membuat saya sendiri tidak terlalu peduli dengan teman-temannya. Memang beberapa diperkenalkan dengan cukup jelaas, namun satu atau dua karakter kurang diketahui latar belakangny, sehingga kita seperti tidak terlalu peduli dengan keadaan karakter itu. Terkadang hal itu membuat saya sendiri lupa bahwa tokoh itu memang ada dalam film.

 Dibandingkan film pertamanya, film ini memberikan teror yang lebih 'halus' namun mencekam. Dengan bagaimana anonim nya sang peneror (hacker) yang mengancam nyawa para remaja di film ini, menjadi poin yang bagus untuk membangun sebuah ketegangan yang bersifat anonimous. Dengan tidak tahu nya keberadaan sang hacker ini membuat kita merasakan ancaman yang hebat pada setiap karakternya. Dengan ketidaktahuan mereka akan keberadaan sang hacker membuat film ini cukup menarik. Apalagi dengan kebingungan Mathias apakah ia harus memberitahu kawannya bahwa mereka terancam bahaya atau tidak. Dengan konflik yang cukup menegangkan, film ini berhasil membangun misteri yang sangat kuat.

Cara mereka membangun Dark Web pun cukup unik. Dark web yang di jadikan sebagai 'musuh' atau ancaman utama dalam film ini, kiat pun digiring untuk meyakini bahwa Dark Web sangatlah berbahaya dan bukan sebuah mainan sembarang. Bagaimana mereka berada dimana-mana dan bisa membunuh mereka kapanpun mereka mau. Namun sayang, kelemahan dari film ini adalah pengenalan karakter yang kurang dari film terdahulunya, kita seperti terlalu fokus pada Mathias yang
mana memang karakter utamanya. Untuk karakter lain seakan-akan hanya menjadi body count saja dalam film ini yang akan dimatikan pada waktu yang tepat. Saya sendiri merasa bahwa para karakter ini tidak lah terlalu penting karna pengenalannya yang kurang, kita seperti diberitahu namanya saja tanpa tahu apa hubungan mereka dengan Mathias ini.

Overall, film ini cukup menghibur dan bagi saya lebih baik daripada film ssebelumnya, film ini juga memiliki plot twist yang cukup bikin saya sendiri kaget dan senang dengan endingnya. Namun film ini juga tidak bisa dibilang sempurn, karna hanya dalam pengenalan karakternya saja yang kurang dan itu membuat kita tidak peduli dengan karakter sampingannya. Namun, misteri dan ketegangannya sangat lebih baik daripada film sebelumnya, karna film ini entah mengapa lebih "manusiawi" hahaha.

Rating
60%

Komentar