Review: The Seasoning House (2012)

 "One day... one day things will be different"

Seorang wanita muda dengan panggilan Angel (Rosie Day) melangkah dengan ekspresi tenang yang dipenuhi rasa takut, mengitari koridor sebuah rumah yang sangat kotor untuk menjalankan tugasnya, memperbaiki tampilan serta menyuntikkan narkoba dari pada gadis di tiap kamar. Rumah tersebut merupakan sebuah tempat pelacuran yang dikelola oleh pria bernama Viktor (Kevin Howarth), yang menjadikan para gadis yang mereka ambil dari medan peperangan untuk kemudian dipaksa menjadi pelacur, masing-masing memiliki sebuah kamar dengan kasur yang menjadi tempat rantai yang mengikat tangan dan tubuh mereka terkait erat.

Aku sendiri tau film ini dari desas desus temen aku sendiri dan beberapa reviewer yang mengulas tentang film ini. beberapa ulasan tentang film ini aku baca dan dipertimbangkan apakah aku bakalan nonton film ini atau enggak. tapi, sayangnya rasa penasaran aku ngalahin rasa males aku sendiri. akhirnya dengan bangga nya saya nonton film ini.


Film ini sebenernya lebih ngarah ke psychological thriller/horror. karna film ini sangat menggambarkan dengan gamblangnya keadaan yang ada di rumah  milik para militer itu. Bahkan saya sendiri bisa merasakan rasa takut dan iba yang diberikan oleh Angel pada setiap  gadis  yang dijadikan budak seks di rumah itu. Tapi, apa daya Angel hanyalah seorang pesuruh dan milik Viktor seorang. Dan pada akhirnya Angel hatinya luluh saat ia mengetahui salah satu gadis disana bisa berbahas isyarat.

Aku sendiri sewaktu nonton film ini berasa diaduk aduk dengan hebat emosinya, entah mengapa kegerian dan amarah campur aduk jadi satu gegara film ini. Angel sendiri tidak digambarkan sebagai sosok yang kuat dan sadis penuh dendam seperti film revnge lainnya, ambi contohnya I Spit On Your Grave. Tapi, kalau kalian sendiri sangat berharap film ini akan seperti I Spit On youur Grave, kayaknya kalian emang jangan berharap lebih. Angel sendiri disini digambarkan sebagai protagonis yang cerdik dan lincah. Sering sekali diperlihatkan ia memasuki lubang ventilasi saat ia ingin bertemu dengan temannya. Angel enggak punya fisik yang kuat jadi dia sendiri berlagak layaknya seorang assasin dalam membalaskan dendamnya

Mungkin bagi beberaa orang film ini cukup distrubing, aku sendiri ngaku cukup distrubing secara emosional. Karna entah aku sendiri ngerasa apa yang di rumah itu rasakan. semuanya digambarkan cukup jelas dn dengan apiknya film ini bisa menunjukkan sisi kelam dan rasa sedihnya yang terjadi di film ini. Hanya dengan beberapa manusia saja, film ini berhasil menujukkan bahwa manusia pun kadang memang lebih bengis daripada monster yang berkeliaran. Jujur ajah aku sendiri enggak berani natap layar di beberapa Sccene, maybe aku emang orangnya terlalu emosional jadi enggak terlalu bisa nerima yang disuguhin film ini.  

Semua akting di film ini sangat apik. Bahkan Rosie day yang berperan sebagai Angel yang bahkan tak pernah bicara (kecuali berteriak) mampu menyalurkan emosinya pada penonton dan menceritakan apa yang ia ingin sampaikan dan rasakan. Para militer yang jahat di film ini pun diperankan dengan sangat apik, bahkan aku sendiri berhasil membenci mereka dan mengutuk mereka agar mati satu persatu.

 Alur yang sebenarnya lebih brfokus pada angel yang mencoba survive dan menyelamatkan kawannya cukup simple namun mengena di memori. Entah rasa iba yang kita berikan pada Angel dan kawannya atau rasa benci kita pada anggota militer yang bengis itu. Di saatt klimaks nnya pun seperti di kejar-kejar, karna memang akan ada adegan kucing kucingan yang sangat menegangkan. Bahkan di klimaksnya menujukan bahwa para militernyaa sangat ditakutkan oleh warga sekitar. Sehingga hidup dan mati hanya ada di tangan Angel seorang.  

(SPOILEEERRR)
Ada sebuah plot twist sendiri yang bikin gregetan banget. Dan untuk endingnya, bagi yang mengharapkan bahwa Angel akan berjalan dengan bersimbah darah dengan tatapan taja,. Maybe kalian harus mundur.  Endingnya sendiri di film ini bakalan bikin lega dan tenang, jujur aku sendiri merasa tenang saat ngeliat endingnya.

The Ranting
78% 

Komentar