Review: Bedevilled (2016)



"I'm Not A Game, Alice."


Bagaimana jika sebuah aplikasi membuat petaka dan mengancam nyawamu? mungkin film ini mengambil inti cerita seperti itu. Dengan mengambil tema Jaman Now yaitu App Handphone, Film ini mengangkat cerita yang menceritakan tentang sekelompok pemuda pemudi yang berkabung atas meninggalnya salah satu teman mereka secara misterius. Namun Beberapa hari kemudian secara misterius di HP mereka terinstall suatu aplikasi yang bisa menuruti perintah merka, contohnya jika meminya menyalakan lampu maka lampunya menyala. Namun lama kelamaan Aplikasi itu membunuh mereka satu persatu.

aku sendiri enggak tau apa apa tentang film ini, dan gegara aku nemu kaset film ini di rumah dengan ke kepoan ku yang cukup tinggi dengan segala film horror. Akhirnya tekad ku mantep banget buat nonton film ini meski enggak bakalan ngasih ekspetasi tinggi untuk film ini karna saya sama sekali enggak tau apa apa soal film ini. 

Film ini di buka dengan langsung terbunuhnya satu karakter minor, dan merupakan kawan sang tokoh utama. Dengan opening yang seperti itu kita sudah di giring kalau ada hantu atau orang yang bakalan membunuh tokoh satu persatu. Dan setelah kematian kawannya itu geng tokoh utama di terror oleh sebuah aplikasi. Cukup kreatif sih dalam segi media terror menerrornya, setelah kita melihat skype versi horrir lewan unfriended atau facebook malapetaka lewat friend request. Kini kita disuguhkan oleh aplikasi pencabit nyawa. So creative.

Dengan ide yang cukup bagus seperti itu, seharusnya film ini sudah tau apa yang harus dilakukan dan how to terror everyone. Nuansa di film ini juga agak bluish bluish gituh jadi bikin kita agak ngikut suasana yang mendung dan kelam di film ini. Dan secara singkat kita diberitahu apa yang setiap karakter di film kita ini takutkan. Karna hantu utama dari film ini bisa menjelma menjadi hal yang paling kita takutkan. Tidak rinci dalam pengenalan karakter dan lebih fokus ke terror dan horror ria nya, film ini membuat kita tidak mengenal karakternya satu persatu sehingga enggak terlalu peduli bagaimaba nasib mereka. Bahkan ketika satu karakter mati yang adalah kawannya sendiri, mereka enggak berduka cita atau diceritakan bagaimana reaksi mereka. Seperti tidak di ceritakan atau dibiarkan saja mereka mati. tamat.

Jujur ajah, di Film yang termasuk budget tidak tinggi ini hantu atau bisa di bilang monsternya, cukup menyeramkan dan aku sendiri salut dengan make upnya dan kengerian dari setiap monster yang ditakuti oleh satu persatu karakter. Sayang banget mungkin pembangunan dalam atmosfer mencekamnya kurang, karna banyak jumpscare dengan suara yang cukup keras. Dan saya sendiri tidak takut, hanya kaget, dan jumpscare dengan suara keras itu seperti minus besar untuk film ini. Make up Monster yang sudah bagus malah dibuang sia-sia saja dan di ambil alih dengan suara musik yang keras. 

Latar belakang dari aplikasi pemberi terror ini juga tidak dijelaskan secara rinci dan bahkan saya bingung mengapa dan apa awalnya aplikasi ini dibuat. Ada penjelasan kecilnya tentang aplikasi ini dalam suatu scene. Namun penjelasan yang minim itu malah membuat asal usul aplikasi ini dan bagaimana cara mematikan atau mengalahkannya akan sia sia dan tidak dibutuhkan. Seperti senjata pemusnah masal. Meski mereka juga sepanjang film berusaha untuk mencari tahu tentang aplikasi ini. Namun yang mereka lakukan seperti orang linglung dan yang seharusnya sudah tau apa yang dilakukan, mereka tidak melakukannya. Annoyingnya, sepanjang film ini di penuhi suara keras dari jumpscare atau bisa dibilang dikit dikit BOOM dikit dikit BOOM. 

Sebenarnya ide dari film ini pun jarang dan bagus. Namun sayang pengeksekusiannya tergolong cepat dan kurang padat. Sehingga kita seperti orang yang terburu-buru ketika nonton film ini. Film ini juga direkomendasikan untuk orang yang suka film horror dengan cara dikagetin. karna kalian akan terkaget kaget.

The Ranting is
30%

Komentar