Review: Dead Awake (2017)



"An ancient evil. Trapped in a world of darkness. Waiting for someone to believe."


Bercerita tentang sebuah fenomena kelumpuhan tidur atau menurut istilah kedokteran biasa disebut dengan sleep paralysis. Ketika para dokter mengatakan kalau fenomena tersebut hanyalah sebatas gangguan tidur semata, maka lain halnya dengan yang dialami oleh seorang gadis yang mengalami hal tersebut.

Bukan hanya gangguan tidur semata, namun ada sesosok makhluk misterius yang selalu mengintai gadis tersebut setiap kali ia mengalaminya. Setelah sekian lama, akhirnya gadis tersebut menyadari kalau itu adalah sessosok makhluk gaib kuno yang mengincar korbannya melalui fenomena sleep paralysis. Kini gadis tersebut harus berusaha untuk menyelamatkan dirinya sendiri dan teman-temannya sebelum menjadi korban selanjutnya dari makhluk tersebut.

Tindihan atau sleep paralysis ,mungkin beberapa orang udah ngalamin hal itu, dan sang sutradara pun memiliki ide untuk mengangkat fenomena itu ke film. Sebenarnya tema ini mungkin cukup bagus karna jarang.  Aku pun sejujurnya senang dengan tema di film ini dan berharap banget kalau bakal serem banget.
Film ini sebenarnya ngingetin aku sama a nightmare on elm street. Kenapa? Karna mereka satu persatu di bunuh dalam tidur dan di bunuh oleh hantu yang sangat sulit di hilangkan. Aku pun maklumin kalau film ini ada sedikit ngingetin saya sama film legend itu, karna film ini memang tidak jauh jauh dengan mimpi atau tidur. Kurasa hantu di film ini pun lumayan nyeremin sih.


Ketika tidak tahu cara memberikan atmosfer seram dan tegang di film, maka berikanlah jumpscare yang banyak banget. Mungkin itu motto dari film ini, memang enggak bisa di pungkiri kalau film ini cukup atau bahkan banyakkkk banget jumpscare dengan suara suara kenceng. Padahal akubudah ngecilin volume pun jumpscare nya masih terdengar kencang. Memaksakan kita untuk takut atau berteriak bahkan pada saat momen itu tidak menengangkan. Suara suara kencang itu bahkan hanya membuat kita terganggu. Karna bagi saya sendiri, saya butuh di takuti bukan di kagetkan.

Sangat sulit memberikan atmosfer yang mencekam padahal keadaannya cukup bagus untuk di buat mencekam ,mungkin film ini punya situasi yang sama dengan The Apparition. Ketika sudah ada scene yang pas untuk menakuti para penonton, mereka tidak menakuti penonton atau membuat penonton sendiri merasa ketakutan. Melainkan mereka membunuh rasa takut itu dengan rasa kaget. Well shit.
 
Untuk akting, kurasa para pemainnya tidak wah fan terkesan biasa ajah. Bahkan entah mengapa untuk sang tokoh utama aku enggak ngerasain kalau dia sedang dilanda terror, karna ya... Dia terlihat monoton saja ekspresinya. Bahkan tidak ada rasa panik yang dirasa. Dan itu mungkin salah satu alasan mengapa saya gagal di takut takuti. Film ini bagi saya cukip membosankan, entah apa alasannya. Mungkin film ini sendiri lebih mengarah ke sleep paralysis nya sendiri daripada terror yang di alami semua tokoh di film. Bisa dilihat dengan obrolan obrolan yang sangat condong ke sleep paralysis. Mungkin film ini bakalan menjadi film yang menceritakan tentang sleep parakysis daripada memberikan terror nya sendiri.

Overall... Bagi saya film ini kurang bagus karna... Ya semua alasan alasan sudah ada diatas. Namun untuk orang yang sangat senang di kagetkan mungkin film ini bakalan sangat cocok.

The ranting is
35%

Komentar