Review: Blair Witch (2016)



"She was accused of witchcraft after some of the children in town said that she'd taken blood from them."


Seorang mahasiswa bernama James (James Allen McCune) menemukan sebuah video di internet yang diduga adalah rekaman terakhir dari sang kakak, Heather, saat tengah menyelidiki mitos Blair Witch di hutan Black Hills, Maryland. Bersama dengan sang kekasih, Lisa (Callie Hernandez), dan beberapa sahabatnya, James memutuskan pergi ke hutan untuk mencari kakaknya tersebut.
Di dalam perjalanan, mereka bertemu dengan Lane (Wes Robinson), dan Talia (Valorie Curry), pasangan yang mengupload video tersebut di Internet. James pun meminta mereka untuk menjadi petunjuk jalan. Tapi selang berapa lama, mereka mulai mengalami kejadian-kejadian mengerikan seperti yang dialami oleh Heather dan temannya di videonya tersebut.

Katakanlah aku sendiri terlalu terlambat untuk  menonton film ini. Tadinya sih waktu baru pertama muncul di bioskop, saya pengen langsung nonton. Tapi, saya kepikiran. Entah mengapa saya takut sebuah film yang film lawasnya bagus dan sukses menakut-nakuti saya, akan gagal menakut-nakuti saya layak nya film lawasnya. Jadi, say aputuskan untuk streaming saja. Dan akhirnya baru sekarang kesampaian untuk nonton.
Saya sendiri tidak menaruh ekspetasi yang besar terhadap film ini, karena saya mendengar bahwa flm ini tidak terlalu bagus. Namun, ada juga yang bilang kalau film ini cukup bagus. Well ... ok saya sendiri memutuskan untuk menilainya menurut penilaian saya.

Saya sedikit senang ketika film ini di sutradarai oleh adam Wingard yang menurut saya sudah sukses membuat saya senang dengan film You're Next-nya, dan dengan segmennya di V/H/S 2 yang lumayan menakutkan dan membuat tegang. Jadi, saya sendiri enggak ragu jika dia yang menyutradarai film ini.

Namun, mungkin saya salah. Entah mengapa saya merasa Annoying dengan kamera-kamera yang di film Blair Witch ini. Sebenernya saya cukup senang dengan modernisasi pada kameranya, menggunakan drone dan kamera yang di pakai di telinga. Namun entah mengapa kamera-kamera tersebut tidak membuat saya ketakutan pada atmosfer di dalam film. Bisa di akui memang suasana di dalam film cukup dark dan menegangkan. namun sayang, kameranya membuat saya annoying.


Terkadang perpindahan sudut pandang antar satu tokoh dengn tokoh lain yang jumlahnya cukup banyak membuat saya bingung. entah ini siapa yang sedang di pakai sudut pandangnya, atau apa yang terjadi. kameranya terlalu shaky jika di bandingkan dengan film found footage yang menggunakan kamera yang cukup modern, dan shaky cam itu membuat saya pusing dan memang annoying.

dan untuk jumpscare di film ini bisa di katakan banyak yang tidak di perlukan. Untuk sebuah film yang sudah memiliki atmosfer gelap dan mencekam, film ini gagal untuk memberikan perasaan terrornya. Mungkin terpaksa menggunakan sebuah jumpscare yang terkesan lebay dan tidak di perlukan.
Untuk penampakan Blair Witch sendiri menurutku sudah bagus, karena di film sebelumnya juga tidak di beri penampakan Blair Witch itu sendiri jadi, ya cukup ada improvisasi. Tapi sayang dengan hanya penampakan Blair Witch, film ini sebenarnya sudah gagal dalam memberikan terror, karena merasa annoying pada karakter yang saling berteriak satu sama lain dan melakukan beberapa hal yang terlihat bodoh.

Overall... film ini bisa menjadi film yang bagus apabila memiliki terror yang di bangun dengan epiknya. Namun sayang, film ini gagal dalam meyakini kita  bahwa terror yang di sajikan itu benar-benar menyeramkan

the ranting is
40%

Komentar